Lyon sama sekali tidak menduga akan reaksi yang oleh paman Turan tunjukan kepadanya.
Wajah paman Turan seketika memucat sesaat setelah mendengar ucapan Lyon tentang penguasa elemen. Dari reaksi yang paman Turan tunjukan, ia seperti baru tersambar petir dipagi hari yang cerah dan terang benderang diluar.
Namun, secepat kilat ekspresi wajah paman Turan kembali normal. Serius seperti biasa yang selalu ia tunjukan.
Menyadari ada yang aneh dari respon mimik paman Turan, sejenak Lyon memikirkan perkataan Steven tempo hari yang mengisyaratkan kalau saja legenda penguasa element itu bukan hanya dongeng pengantar tidur atau cerita isapan jempol belaka.
Bagaimana jika salah satu diantara mereka berada disekitar kita?
Dari reaksi paman Turan tadi Lyon sedikit paham bahwa diluar sana ada hal-hal yang sulit dipercaya akal nalar manusia biasa. Tentu saja, Lyon ingin menolak hal tersebut mentah-mentah. Sains adalah satu-satunya bagi Lyon.
"Kenapa paman, apa ucapanku salah?" tanya Lyon lagi karena ia tidak mendapat jawaban dari pertanyaan sebelumnya.
"Maaf tuan muda, sebaiknya jangan pernah membicarakan hal itu di rumah ini. Lebih baik mari ikut saya. Ada sesuatu yang menarik yang baru saya dapatkan." kata paman Turan, lalu bangkit berdiri meminta Lyon mengikutinya keluar rumah dan masuk dalam mobil yang sudah menunggu.
Namun, paman Turan meminta sang supir keluar dari mobil. Sepertinya ia ingin membawa mobil tersebut berdua saja bersama Lyon ke suatu tempat.
"Akan kemana kita?" tanya Lyon penasaran.
"Pelabuhan Damei, Yamelai." jawab paman Turan singkat.
"Lagi?" ulas Lyon dengan rasa penuh tidak percaya.
Mendengar nama itu membuat Lyon teringat saat itu lagi. Saat dimana dirinya yang khawatir setengah mampus memikirkan bagaimana kondisi Petra jika ia tidak cepat menemukan gadis tersebut. Dan diluar dugaan ternyata gadis itu baik-baik saja. Atau sudah baik-baik saja.
"Ada sesuatu yang kita lewatkan disana. Dan mungkin saja kita akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan tuan muda sebelumnya. Maafkan saya karena tidak bisa menjawab pertanyaan itu saat ini." ucap paman Turan dan menghidupkan mobil untuk segera melaju menuju Yamelai.
"Akan lebih baik kita naik helikopter seperti kemarin, paman?" celetuk Lyon memberi ide.
"Maaf tuan muda. Semua helikopter hari ini dipakai. Terpaksa kita kesana dengan mobil. Semoga tuan muda menikmati perjalanan ini." sanggah paman Turan.
Detik berikutnya paman Turan membawa mobil sport hitam yang mereka naiki dengan kecepatan super tinggi. Kecepatan mobil yang belum pernah Lyon rasakan. Seperti kekuatan untuk menghasilkan kecepatan sehebat itu tidak hanya dihasilkan oleh mesin mobil itu sendiri tetapi oleh sesuatu yang lain. Seperti ada yang mendorong mobil dari belakang dengan super cepat.
Benar saja, hanya dalam satu jam perjalanan mereka telah sampai di pelabuhan Damei. Dalam sepanjang perjalanan paman Turan tidak berkata sepatah kata pun. Ia begitu fokus menyetir kedepan.
"Paman, mobil apa ini? Kenapa cepat sekali?" tanya Lyon penasaran setelah satu jam perjalanan yang seharusnya mereka tempuh dalam tiga jam perjalanan darat.
Lyon bahkan tidak bisa berhenti untuk merasa tegang setiap kali mereka berada disebuah tikungan, pertigaan, perempatan jalan atau saat menunggu didepan palang pembatas kereta api yang sedang lewat ditengah jalan.
Detak jantung tidak beraturan masih Lyon rasakan gemuruhnya ketika memegang dadanya sendiri untuk memastikan ia benar masih hidup atau apa yang sedang ia alami ini hanya sebuah mimpi. Bunga tidur yang memacu adrenalin dan sama sekali tidak nyata.
"Tadi itu adalah kekuatan dari elemen kegelapan. Ia mampu memanipulasi kecepatan dan jarak sehingga membuatnya menjadi lebih singkat hingga lebih dari 50%. Hanya itu kemampuan yang oleh elemen kegelapan berikan kepadaku. Itu juga yang membuat saya menjadi salah satu pengendali elemen, satu tingkat dibawah penguasa elemen." terang paman Turan begitu tenang dalam berbicara, tanpa menoleh dan terus menatap kedepan. Menatap langit biru dengan awan putih berarakan.
Penjelasan yang tiba-tiba itu tentu saja membuat Lyon lebih merasa shock lagi. Setelah tadi dikejutkan dengan kecepatan tidak masuk akal, bahkan ia masih bisa merasakan kegerian saat berada didalam mobil itu. Lalu berikutnya Lyon dihadapkan dengan kenyataan yang lebih tidak masuk akal tentang paman Turan. Tentang sesuatu tentang pengendali elemen dan apapun sebutannya.
"Hei, paman jangan bercanda dong. Ini bukan April Mop atau Hari Prank Sedunia loh." Cetus Lyon mencoba mengabaikan apa yang baru saja ia dengar dari paman Turan.
"Tentu saja tuan muda tidak bisa percaya begitu saja. Saya sangat paham akan hal tersebut. Bahkan nona muda Lisa pun belum sepenuhnya percaya..."
"Apa?! Lisa sudah tahu? Tapi kenapa dia tidak memberi tahu padaku, paman? Kenapa baru sekarang cerita?" seru Lyon semakin tidak percaya.
Bagaimana Lyon bisa percaya kalau ternyata Lisa sudah tahu tentang ini semua tetapi bersikap biasa saja didepannya. Setidaknya Lisa bercerita padanya sesaat setelah ia mengetahuinya. Saudari macam apa Lisa itu?
"Sabar tuan muda. Akan saya jelaskan perlahan. Mari kita bicara dengan berjalan ke tempat nona Petra seharusnya ada didalam kontainer." ajak paman Turan.
Mereka memasuki kawasan pelabuhan Damei dengan mudah. Paman Turan yang mempunyai banyak koneksi tentu tidak mustahil baginya untuk masuk kedalam area pelabuhan yang harusnya hanya diperuntukan bagi para karyawan mereka saja. Apalagi ia termasuk salah satu dari pengendali elemen. Pengendali elemen kegelapan.
"Paman, bagaimana aku bisa sabar untuk sesuatu diluar nalar seperti yang paman katakan. Lagi pula apa hubungannya dengan Petra?" pekik Lyon mengekor dibelakang paman Turan berjalan.
Mereka sudah masuk ke dalam gudang berisi puluhan kontainer siap kirim ke luar benua Mestonia. Ada satu papan dengan secarik kertas berisi keterangan isi barang dalam kontainer dan kemana tujuannya.
"Entahlah. Kemampuan saya sangat terbatas tuan muda. Tetapi, ada satu hal yang saya yakini kalau seseorang telah menolong nona Petra membuka pintu kontainer yang terkunci dari luar. Besar kemungkinan dia juga salah satu pengendali elemen. Dan itu ingin saya pastikan dengan mata kepala saya sendiri." jawab Turan setelah mereka berdiri didepan sebuah kontainer yang pintunya rusak parah terbuka oleh sesuatu yang bukan perbuatan manusia.
Bagaimana mungkin?
Dilihat dari bekas penyokkan di pintu besi tersebut yang cukup besar dan terkesan serampangan seperti sebuah cekungan yang dihasilkan oleh sesuatu yang besar melebihi diameter wajan 20 inchi tentu bukan ulah manusia biasa. Seperti sebuah tendangan jarak dekat.
Pada umumnya orang-orang membuka paksa pintu besi adalah dengan memotong gembok yang mengunci atau membuat sebuah lubang besar dari alat las listrik. Namun jika mereka melakukan salah satu dari dua hal tersebut tentunya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuka pintu.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya sebuah suara tiba-tiba dari arah luar.
-tbc-