Kilatan cahaya seketika merekah dari sang naga yang terkubur dalam ledakan tinta, bahkan kedua Pelukis sekalipun tersilaukan oleh geloranya.
Seisi ruangan mendadak dipenuhi asap yang mengebul pekat, merana ke segala arah membawa hawa panas dipenuhi rasa kering yang seakan menumbuhkan kehausan di tubuh tiap mereka yang hadir di tempat ini.
Tampaklah sosok bayangan yang perlahan meninggi, terus mencuat ke atas, hingga bahkan langit-langit yang sebelumnya serasa tak berujung menjadi kian cetek karena kemegahannya.
Logam-logam kecoklatan yang begitu kasar angankan bebatuan, muncul di tengah-tengah pudarnya asap dan kabut, berkembang mekar, semakin membesar dan membara akan rambatan elemen bewarnakan hijau benderang yang mengalir pelan layaknya lava di tanah vulkanik.
*Brrrakk!*
Suara keempat kaki bisa terdengar menghentak begitu keras, dan kuku-kuku panjangnya kian besar lagi tajam, bermandikan elemen yang begitu kental, hingga jejaknya terasa seperti lelehan logam.