"Shanala terus tembaki Taanji itu, aku akan masuk!"
"Dimengerti."
Si gadis kucing pun dengan senang hati terus membidikkan tongkat barunya dan melepaskan energi darinya pada hewan… hewan? Maksudku Taanji besar di bawah sana.
Costancia dari sisi yang lebih rendah pun turut menembakkan proyektil air dari tongkat sihirnya yang juga telah dililiti titah Ophiuchus.
"Hehehe Cia! Edan maneh!"
Shanala berteriak dari atas pohonnya dengan penuh kegirangan. Ia benar-benar senang saat ini, semenjak ya… Sarma tak pernah ditakdirkan untuk membuat kerusakan, bisa menembak seperti ini, benar-benar sangat membahagiakan baginya.
"Hah!?"
Tentu saja gadis permaisuri itu tak mengerti maksud kucing yang menyorakkan namanya.
Tembakan-tembakan yang terus berdatangan itu sebenarnya punya efek kecil pada tubuh sang mammoth, semenjak dirinya bisa dengan mudah meregenerasi luka setipi situ.