Oleh: Polar Muttaqin
"Ini dia…"
*Braaak!*
Tembok Void yang berdiri kokoh dengan warna hitam pekatnya kini runtuh, perlahan bersama tiap puing-puing yang berjatuhan menumpuk membuka jalan masuk bagi dunia luar untuk ke dalam.
"Hafisa (Fui Malianis (Support), buat payung untuk kita masuk!"
Manggala berseru dengan lantang pada gadis Iska itu, sementara para Kaoma penombak dan penembak mulai berlarian menuju pintu yang telah dipaksa dibuka untuk mereka.
"Dimengerti, tuan!"
Gadis itu pun mengangkat tongkatnya tinggi ke atas, dan cahaya sian mulai meneduhi seisi jalan yang menyambungkan antara ke-48 meriam dan tembok yang jebol.
[Sihir Es]
[Tingkat 5]
"(Atap Rumah Sang Permaisuri Es)"
"Fortia Aleisfui!"
Secepat membalikkan tangan, angin dingin memenuhi langit-langit di mana para Kaoma berlari. Perisai Es mewujudkan dirinya dengan kian cepatnya, menghalangi tiap serangan yang menghujani mereka dari atas, baik itu yang menukik ataupun dari sisi tembok yang belum hancur.