Oleh: Manggala Kaukseya
"Mang… ini tembok tinggi loh… beneran gak papa?"
Setelah penyihir Kaos menyelimuti setiap sisi tubuh kami dengan energi Kaos, kami pun bersiap untuk melompat turun dan menerjang para Suanggi yang membanjiri sisi luar kota.
"Yaelah sante bae et dah, itu di bawah pasir loh bukan tanah, pegangan ae sih ama si Devan, toh kalau pun kaki kita patah ada teh Sena ini."
Jujur merasakan elemen Kaos menyentuh tubuhku benar-benar bukan sebuah pengalaman yang menyenangkan. Semenjak awal sifat dari Kaos adalah ketidak seimbangan, dan bahkan para penyihir hanya meliputi energi ini pada benda mati.
Tapi kami membutuhkannya untuk melewati bunga cantik yang terpampang kian megahnya di hadapan kami.
"Ayo turun, semakin cepat kita membereskan mereka semakin baik."
"Dimengerti."
Kami pun melompat, kian tinggi dan jauh, melewati para Kaoma yang tengah bertempur dan Prajurit yang sedang memanjat.