Oleh: Manggala Kaukseya
Ribuan portal memunculkan diri mereka tepat di bawah para bungan yang senantian menari-nari dalam rotasinya. Dari lingkaran-lingkarang mengerikan itu keluar orang-orang hitam semu dengan helm-helm mereka berkerubung di kaki tembok kota.
"Itu… mereka ngapain?"
Gumamku penuh rasa penasaran.
Tiap-tiap dari anggota timku menyenderkan perut mereka pada ujung tembok dan mencondongkan diri kami ke sisi luar untuk melihat makhluk-makhluk yang menumpuk di bawah kami.
"Wait, lah!? Bisa gitu!?"
Bang Asger tercenggang begitu juga kami semua.
Parang-parang hitam mereka dikerumuni kabut putih yang kuyakin merupakan energi Void, dan mulai menusukkan diri mereka pada sisi terbawah perisai sihir, memotong energi kaos yang tersentuh oleh mereka layaknya sebilah gergaji.
Tiap-tiap dari Prajurit, mengikis habis jalan mereka masuk melewati bunga-bunga gurun bagai sekerumunan serangga yang menggerogoti makanannya.
"Itu Kaoma-Kaoma pada sadar apa enggak?"