Oleh: Manggala Kaukseya
Setelah setengah jam lebih mengubur diri di bawah pasir, kami akhirnya mengintipkan puncak kami ke atas, hingga jendela ruangan ini akhirnya mampu memandang sekililingnya.
Seperti biasa, Dakruo berlayar dengan sangat mulus, hingga tak terasa sedikitpun guncangan yang menimpa kami. Seakan seisi Dunia ini yang bergerak bukan kami.
"Gimana?"
"Sejauh ini aman kak! Tak ada gangguan."
"Oke!"
Taanji unta yang dikendarai oleh para Uhndak Gurun itu bergerak lebih cepat dari perkiraanku, mungkin jauh lebih cepat dari unta normal. Tapi tentu saja Dakruo bisa mengikuti kecepatan mereka dengan mudah.
"Pemegang tumbuk ladanya kelihatan?"
"Ada! Di tengah kak~"
Mereka berkelana dalam sebuah formasi intan, dengan penyihir Kaos berletakkan pada unta tengah. Hal ini akan membantu mereka tetap kuat walau diserang dari segala sisi semenjak Suanggi mampu datang dari arah mana saja.