Oleh: Polar Muttaqin
Para Prajurit Void masih tersibukkan dengan Uhndak yang terus berdatangan. Namun mereka sudah tak lagi memiliki alasan untuk tetap di sini, semenjak si pengguna tumbuk lada telah dinetralkan oleh kedua kakak beradik.
Di sisi lain Suanggi yang mengenakan topeng, bahkan setelah dadanya dikoyak oleh pedang yang tajam dan api yang panas, dirinya masih berdiri dengan senjatanya tetap terpengang erat di tangannya.
"Orang bertopeng ini… mungkin akan teramat berbahaya."
"Kak lihat! Badan Suangginya…!"
Dari kehampaan udara, kumpulan debu hitam berkumpul, memekat dan terhirup ke dalam dada dan punggung si Suanggi bertopeng.
Tubuhnya yang robek akibat serangan Manggala, perlahan terisi kembali, tertambal seperti sedia kala. Bahkan zirah yang ia kenakan, juga turut diperbaiki keutuhannya.
"Cih!"
Manggala tak akan membiarkan makhluk itu selesai menyempurnakan kembali dirinya. Bagai peluru yang menyepat di udara, ia melesat hendak menebas si Suanggi bertopeng.