Oleh: Manggala Kaukseya
Setelah malam yang panjang, pagi pun akhirnya tiba. Aku tak ingat berapa banyak dari makhluk sial itu yang kubunuh, badanku seperti dikuras rasanya. Berlari dari tembok ke tembok, menghadapi gelombang-gelombang musuh yang terus menghujani kami dengan anak panah hingga mentari akhirnya terbit.
"Lapor! Seisi halaman dan teras kota sudah bersih dari penyerang!"
"Bersih? Mereka hilang begitu saja?"
"Nampaknya seperti itu tuan."
"Hmm… aku perlu bicara dengan hebi dan mengatur jadwal penjagaan para tantara, kita perlu lebih memfortifikasi kota ini di malam hari."
Setelah akhirnya tak ada lagi baku tembak yang terjadi, kami mengirimkan beberapa tim untuk mengambil sisa-sisa jasad Uhndak yang menyerang dan membawanya ke laboratorium markas untuk di teliti.