Oleh: Manggala Kaukseya
Suar api pun terbang tinggi ke Angkasa, meledak kian cerahnya, angankan Sang Mentari lekas memberkahi tanah pertempuran ini.
Para Uhndak tak lagi terlindungi oleh gelapnya malam ini, rerumputan tinggi tak lagi mampu menolong mereka dari ganasnya mata-mata liar yang dengan ganasnya menatap ke arah mereka, bagai seekor mangsa yang terpuruk.
"Mari kita keluar Ta, biarlah para Waraney menikmati perburuan mereka."
Wengkow SS berlarian, berlompatan masuk ke tengah rerumputan dengan salawaku mereka terangkat tinggi ke depan.
Anak-anak panah kaos ditembakkan, namun tak satupun darinya mampu menggores perisai tebal itu. Para penombak api menerjang makhluk-makhluk kerdil yang sedang dilanda panik, dan menusukkan senjata tajam mereka pada tubu-tubuh hitam itu.
"Baiklah regu senapan, sekarang giliran kalian!"
Setengah dari perisai Phoenix yang melindungi sisi belakang kemah serentak hilang begitu saja. Lavani dan Lavanya menarik mundur mereka pergi.