Oleh: Manggala Kaukseya
Kami kembali dari gedung cabang sekitar jam 19.02. Ghanimah memutuskan untuk memasak sebuah jamuan besar untuk merayakan kenaikan rank bang Asger dan Seija. Tumpengan dia menyebutnya, sebuah tumpukan nasi berwarna kuning berbentukkan kerucut, dengan berbagai macam lauk mengelilingi di sekitarnya.
Nasi itu terlihat seperti gunung di mataku, semenjak porsinya menyocokkan dengan kehadiran Dakruo di rumah ini.
"Oh iya kak, si Lavani sama Lavanya jadinya gimana?" Lalita bertanya dari kursinya di sampingku, seraya menyantap makanan yang telah ia susun di atas piring.
"Tenang aja mereka pasti bakal ke sini kok."
"Pasti? Kenapa?" Ia terlihat bingung melihat tersenyum dengan kian angkuhnya.
"Tunggu aja, kamu bakal paham maksudku."
*Tok! tok! tok!*
Tiba-tiba suara ketukan terdengar dari arah pintu kami. Aku yang sudah tahu siapa di balik pintu itu, segera membukakannya untuk membiarkan mereka masuk.