Oleh: Polar Muttaqin
Asger segera mengambil salah satu bom elemen yang ia bawa, lebih tepatnya bom elemen alam.
*Krank!*
Ia genggam bom itu sekuat tenaga dan pecahlah bola kaca yang mewadahi cairan kristal alam di dalamnya. Asap merah muda mengebul di antara Asger dan Seija yang saat ini terbaring lemas di tangannya. Ia pun membuka topeng di wajahnya, agar dirinya bisa melihat dengan jelas keadaan si gadis kadal itu.
Asger bisa merasakan tulang gadis itu mulai membenahi kembali dirinya, bersama dengan luka-luka lain yang dideritanya. Tubuh yang tak berdaya itu bertahap kembali sembuh seperti sedia kala.
Tapi Seija tak juga terbangun.
"Ja…?"
Angin musim gugur bertiup dingin, bersama dengan kehampaan yang kini mengelilinginya. Sebuah kesunyian yang luar biasa pahitnya.
"Ja! Seija, bangun Ja!"
Tak satupun jawaban datang dari gadis itu.