Oleh: Polar Muttaqin
"Lalita? Udah ketemu tumbuk ladanya?" Manggala terkejut adiknya tiba-tiba menyorakinya.
"Udah kak beberapa, masih banyak lagi yang kesebar kayaknya." Suara gadis itu agak mengetuk, menandakan ia sedang berlari saat ini. Oh maaf, itu suara dari benakku, Manggala tak bisa mendengar perubahan suara gadis itu karena sistem komunikasi mereka mirip telepati.
"Ah oke, kamu tadi lihat tangga buat naik ke atas temboknya gak?"
"Ada, gak jauh kok dari gerbang yang baru saja hancur, langsung belok kiri aja kak."
"Dimengerti, akan ku hubungi lagi nanti."
"Oke~"
Manggala dan Asger lalu keluar dari kapal selam itu untuk melanjutkan misi mereka. Mereka juga membawa si Mayat Hidup karena takut ia akan tetap di sana jika tidak dibawa kembali ke medan perang.
"Mang! Udah gila kamu ya!?" Ghanimah langsung menyambut mereka saat sampai di depan gerbang. Wajahnya terlihat habis mengalami syok berat, dia benar-benar panik karena berada cukup dekat dengan ledakan gerbang itu.