Oleh: Manggala Kaukseya
"Dah yuk semuanya masuk lagi."
"Bentar Mang… masih mual banget aku."
"Teh, kamu bisa ngobatin mual gak?"
"Tiasa…" Teh Sena aja keliatan pucet kayak gitu. Wajah dan tubuhnya yang benar-benar menyerupai anak kecil membuatku jauh lebih kasian dan prihatin melihatnya.
"Di dalam aja atuh… kalo mau… ngobat."
Hm? Kenapa harus di dalam? Bukannya kondisi pasien lebih bagus kalo saat menghirup udara segar? Ah tapi teh Sena kan jauh lebih paham ilmu medis ketimbang diriku, lebih baik ikuti saja apa maunya.
"Yaudah, semuanya mari masuk, kita juga harus segera melanjutkan perjalanan kita."
Setiap anggota berjalan masuk dengan lesu ke dalam kamar Dakruo, wajah mereka benar-benar pucat, bahkan para Mayat Hidup terlihat lebih segar dari mereka. Tapi setiap anggota tim ini percaya akan kemampuan pengobatan teh Sena, jadi mereka tak sedikitpun merasa malas untuk kembali ke ruang sempit sesak itu. Kami juga tak lupa untuk menutup pintunya.
"Eucalyptus!"