Oleh: Manggala Kaukseya
Kini setelah Guantatan yang kami buru gugur, para Waraney mulai menurunkan kewaspadaan mereka, dan mulai berkeliaran di sekeliling Taanji itu, berusaha melihat jasadnya dengan lebih saksama.
"Argh… berantakan sekali… banyak sekali bagian yang terbuang, yang jika kita tak di dalam kebun binatang Tuan Verslinder, bisa kita jual."
"Kak Mang sudah pernah memburu yang seperti ini kak?" Tanya Himeka, yang sedang ikut melihat-lihat di dekatku.
"Pernah, bareng tiga adikku itu."
"Hanya ber-4? Tidakkah akan memakang waktu yang sangat lama?" Ia tampak begitu kaget mendengar ucapanku.
"Enggak kok, gak sampai semenit."
"Lah? Kok bisa? Apa karena kekuatan Phoenix Waraney?" Ia semakin tercenggang mendengarku.
"Lavani dan Lavanya? Sihir mereka tak memiliki kekuatan untuk memperlemah musuh, apalagi memperkuat kawan. Phoenix Waraney berbeda dengan Nu Manah yang bisa seenak hati menggunakan Enchantra dan Enhancra."