Oleh: Polar Muttaqin
Puluhan Suanggi mengobrak-abrik para Anggota Guild. Tiap anggota tim 69 kecuali Manggala, Devan dan Ghanimah, berjuang sekeras yang mereka bisa untuk melawan orang-orang Void itu, terutama Dakruo yang meng-aggro puluhan dari mereka sekaligus. Sementara tim 39…
"Mang? Mang!? Kenapa? Apa yang sedang terjadi!?" Ghanimah memanggil-manggil Manggala yang mematung, bergeming setelah melihat Shaerra dan keempat kepompong ungunya. Ia tak tahu apa yang membuat ketua timnya sedimikian panik, tapi yang jelas, situasi saat ini benar-benar dalam keadaan yang buruk.
"Kepompong itu… adalah pertahanan pamungkas Raksaka." Manggala menjawab, tapi kewarasan yang terpampang di wajahnya tak sedikitpun memulih.
"Lalu? Ada apa dengan mereka?"
"Mereka adalah hasil dari anak panah Shaerra yang menancap pada targetnya, sedetik sebelum target itu mati. Anak panah itu kini menjadi wadah, tempat roh mereka bernaung setelah dipaksa keluar oleh kematian."
"Tunggu, roh? Apa maksudnya?"