Asak yang masih sibuk dengan pikirannya akhirnya menyerah saat pemuda dengan jubah coklat rapih itu menanyakan dengan sebuah pertanyaan singkat, "Bagaimana, Asak?" Hanya satu kalimat saja, namun mampu membuat Asak melepas semua pertanyaan yang hadir di dalam kepalanya, dan lantas mengangkat kepala yang sempat tertunduk lantaran terlalu banyak berpikir untuk menatap Thom yang masih setia duduk di tabung dengan tutup tepat berada di sebrang Asak.
Pemuda dengan baju tidur nan kusut itu menggeleng kepala, dirinya kini menyerah dengan pertanyaan-pertanyaan terkait permainan yang entah sampai saat ini drinya tidak mengerti apa permainan itu, apa maksudnya, dan cara bermainnya. Ada sebenarnya yang lebih penting dari pertanyaan yang sudah ditulis sebelumnya, yaitu untuk apa pemainan itu dibuat dan apa keunggulan yang bisa di dapatkan oleh para pemain yang suka rela bergabung.
