"Iya." Jawab Rio suaranya sudah kembali membuat si wanita yang menelpon di sana menarik napas lega lalu dia berkata lagi.
"Di mana Agnes?"
Rio mengerjapkan kedua matanya, kini dia sudah bisa fokus berdiri tenang dengan tangan kanan memegang ponsel dan yang kiri dia angkat di udara, kepalanya menunduk, raut wajahnya aneh.
"DOKTER RIO …"
Suara itu membuat Rio seketika berbalik, dahinya berkerut, dia merasa lega tangan kirinya melambai ke Dwi yang sedang berlari ke arahnya.
Sudut bibir Rio sedikit tertarik, tangan kirinya menunjuk ke ponsel, bibirnya berkata dengan pelan, "Ibunya Agnes." Ucap Rio sangat pelan sekali.
Dwi matanya melebar, lalu dia tersenyum meraih ponsel yang diulurkan kepadanya.
Rio hanya bisa menggelengkan kepala, saat Dwi tangan kanannya terbuka, "Apa?"
Setelah Dwi menerima ponsel itu, Rio masih berdiri di depan Dwi dengan perasaan lega.
Itu berarti beban hidupnya berkurang …
Dwi melihat layar di ponsel, tertera siapa yang menelpon dia langsung menjawab.