Chereads / Stay: 'Berjanjilah Untuk Selalu Menetap' / Chapter 10 - 9. Jadi Pacar Daren

Chapter 10 - 9. Jadi Pacar Daren

Lauren menyambar tas punggungnya dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak kesal, dengan tiba tiba Daren menelfonnya untuk bersiap siap dan Daren akan menjemputnya ke rumah.

Lauren menuruni anak tangga dengan menghentakkan kakinya. Ia berjalan ke arah dapur dan memakan roti isinya dengan bibir yang ia puotkan.

Melihat hal itu, Iris menghampiri Lauren dengan senyum tipisnya. Ia megusap pelan surai anaknya yang membuat Lauren menatap Iris aneh.

"Anak mama kenapa? Pagi pagi kok udah cemberut" ujar Iris yang membuat Lauren menghela pelan.

"Kak Allan sama papa mana ma?" Tanya Lauren.

"Udah berangkat duluan tadi. Papa ada meeting mendadak, kak Allan juga masih ada masalah sama osisnya" jelas Iris yang membuat Lauren mendengus kesal.

Dengan cepat ia menghabiskan rotinya dan minum. Ia berdiri sembari menggendong tas punggungnya, ia menyalami punggung tangan Iris.

"Ma, Lauren berangkat dulu" ujar Lauren yang membuat Iris menatapnya aneh.

"Kamu berangkat pake apa?" Tanya Iris.

"Temen Lauren udah nunggu di luar ma. Yaudah Lauren pergi dulu, dah ma" pamit Lauren dan berlari keluar rumah.

Ia menghampiri Daren yang masih sibuk dengan permen lolipopnya. Ia langsung menaiki motor Daren yang membuat Daren sedikit terkejut dan menoleh ke belakang.

"Kalo mau naik bilang bilang" komentar Daren memakai helmnya dan menghidupkan motornya.

Tak lupa ia memberikan helm pada Lauren yang langsung Lauren ambil dan pakai. Merasa sudah siap, Daren langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

"Kak" panggil Lauren yang membuat Daren menatapnya lewat kaca spion sebelum ia kembali fokus pada jalanan.

"Apa?" Tanya Daren.

"Kakak tau darimana nomor aku?" Tanya Lauren pada Daren.

Mendengar hal itu Daren memiringkan senyumnya.

"Penting?" Tanya Daren yang mampu membuat Lauren mendelik kesal.

Ia menatap Daren melalui kaca spion dengan tatapan tajam. Ingin sekali ia mencekik Daren hingga pingsan tapi ia tak bisa karena kalau itu terjadi maka ia harus bersiap untuk di bully habis habisan di sekolah.

Tak perlu waktu lama, kini Daren dan Lauren sudah berada di area sekolah. Daren memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Ia membuka helmnya dan menyisir rambutnya kebelakang.

Sedangkan Lauren langsung turun dan melepaskan helmnya. Ia langsung memberikan helm itu pada Daren yang langsung Daren terima.

"Lo mau kemana?" Tanya Daren yang tak sengaja melihat Lauren ingin pergi.

"Mau ke kelas lah kak" kesal Lauren.

"Bareng gue" ujar Daren yang di hadiahkan gelengan oleh Lauren.

"Gak usah. Aku sendiri aja" tolak Lauren yang membuat Daren menatapnya remeh.

"Lo mau di bully di dalem karena gak masuk bareng gue?!" Tanya Daren yang membuat Lauren terdiam.

Ia menghela nafasnya pelan dan mengangguk pasrah yang membuat Daren tersenyum miring dan mendekat pada Lauren.

Dengan perlahan ia meraih jemari Lauren dan menggenggam erat jemari Lauren yang membuat Lauren menatapnya kaget.

"Kenapa? Kaget?" Tanya Daren dengan senyum remehnya.

Lauren mengerjapkan matanya dan meluruskan pandangannya. Ia menggeleng pelan sembari membalas genggaman Daren.

"Siapa yang kaget? Aku gak kaget" elak Lauren.

"Jangan geer. Gue pegang tangan lo supaya gak ada yang berani macem macem sama lo lagi" ujar Daren dengan nada datarnya.

Mendengar hal itu Lauren menatap kesal ke arah Daren yang sudah menariknya masuk ke dalam area sekolah.

Keduanya menyusuri lorong sekolah dengan tangan saling menggenggam. Siswa siswi yang melihat hal itu pun hanya diam dengan tatapan yang beragam.

Sampai seseorang melepas paksa genggaman itu. Ia langsung mengapit lengan Daren dan menatap Lauren sinis.

"Berani lo deket deket sama Daren?!" Marah Angel yang membuat Lauren menatapnya aneh.

Sedangkan siswa siswi yang melihatnya pun tersenyum puas dengan apa yang dilakukan oleh Angel.

"Lo Angel kan?" Tanya Lauren yang membuat Angel membolakan matanya.

"Gak sopan lo ya" kesal Angel hendak mendorong Lauren sebelum Daren mencekal tangannya.

Daren menepis kasar tangan Angel yang berada di lengannya. Ia mendekat ke arah Lauren dan menggenggam erat jemari Lauren.

"Lo punya hak buat larang cewek gue deket sama gue?" Tanya Daren dengan nada dingin.

"Tapi Daren. Kamu kan calon pacar aku" rengek Angel yang membuat Daren menatapnya remeh.

"Kenyataannya lo sama sekali bukan tipe gue" ujar Daren dengan pedas.

Setelah mengatakan hal itu Daren menarik Lauren pergi dari hadapan Angel.

Sedangkan Lauren menatap Angel yang juga menatapnya dengan tatapan marah. Ia kembali meluruskan pandangannya dengan perasaan gelisah.

"Kak" panggil Lauren yang di dehemi oleh Daren.

"Makin banyak yang gak suka sama aku" cicit Lauren yang membuat Daren menataonya sekilas.

"Lama lama mereka bakal lupa sama kejadian itu" ujar Daren yang membuat Lauren menghela pelan.

"Masuk. Kalo ada yang macem macem langsung kasih tau gue" peringat Daren yang langsung diangguki oleh Lauren.

□□□

Tak terasa bell pulang sekolah berbunyi. Seluruh siswa berhamburan untuk pulang ke rumah mereka masing masing tak terkecuali Lauren dan ketiga sahabatnya.

"Lau lo pulang bareng siapa?" Tanya Bella yang membuat Lauren menoleh pada Bella.

"Naik taksi mungkin" jawab Lauren seadanya.

"Lo mau kemana Nay?" Tanya Freya sembari menggendong tas punggungnya.

"Gue pulang bareng kak Alvin. Maaf ya, besok gue pulang bareng kalian deh" ujar Nayra yang membuat ketiganya mengangguk.

"Lagian gue juga pulang bareng kak Elan kok" ujar Freya yang membuat Bella mendengus kesal.

"Kalian pada pulang sama pacar. Terus gue pulang bareng siapa?" Kesal Bella yang di hadiahkan kekehan dari ketiga temannya.

"Tuh bareng kak Sean. Dia sendirian" ujar Lauren yang membuat Bella sumringah.

"Pinter juga lo. Yaudah gue samperin kak Sean dulu!" Ujar Bella berlari meninggalkan ketiganya.

"Frey bareng aja yuk. Lo mau ke kak Elan kan?"

"Iya. Lau kita duluan ya" pamit Freya yang diangguki oleh Lauren.

Merasa sudah jauh, Lauren berjalan keluar kelas sembari memainkan ponselnya. Tapi ia menghentikan langkahnya saat atensinya mendengar suara dua orang yang tengah bertengkar.

"Kenapa kamu enggak mau pulang bareng aku?!" Gertak Angel yang di tatap datar oleh Daren.

"Untuk apa gue pulang bareng lo?" Tanya balik Daren.

"Daren, sumpah ya kamu itu udah kemakan sama drama adik kelas enggak tau diri itu" bentak Angel.

"Jangan sekali sekali lo ngomongin cewek gue kayak gitu" ujar Daren menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Daren hendak mengeluarkan motornya sebelum ia melihat Lauren yang tengah berdiam tak jauh darinya. Dengan cepat ia menaiki motornya dan melajukan motornya mendekat pada Lauren.

Dengan cepat ia memberikan helm pada Lauren.

"Pulang bareng gue" bisik Daren yang diangguki oleh Lauren.

Dengan segera Lauren menaiki motor Daren dan sedikit melirik ke arah Angel yang menatap keduanya dengan tatapan marah sebelum mereka benar benar pergi.

Tak perlu waktu lama, kini keduanya sudah berada di depan rumah Lauren. Dengan cepat Lauren turun dan memberikan helm itu pada Daren.

"Makasih kak" ujar Lauren yang diangguki oleh Daren.

Dengan cepat Daren melajukan motornya. Sedangkan Lauren langsung memasuki rumahnya.

Baru saja Lauren melangkahkan kakinya memasuki rumah, tiba tiba Iris menatapnya dengan senyum jahil.

"Kenapa ma?" Tanya Lauren dengan bingung.

"Itu cowok ganteng  tadi siapa? Cowok kamu ya?!" Goda sang mama yang membuat Lauren mendengus kesal.

"Mama ngintipin aku?"

"Bukan ngintipin cuma gak sengaja liat" ujar sang mama yang membuat Lauren kesal.

"Tau ah ma"