Seratus lima puluh tujuh
Selamat Membaca ✨~
~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~
"Daneil ..."
"Aku sudah tahu, putri kita baik baik saja."
"Jadi, sekarang aku bisa pamit pergi, ya?"
***
Seketika Daneil membuka matanya. Nafas lelaki itu terdengar menderu dengan kasar. Tak hanya itu, Daneil juga merasakan detak jantungnya berdetak sangat cepat. Peluh keringat juga terlihat membanjiri dahi laki laki itu.
Seolah teringat sesuatu, Daneil mulai celingukan. "Amara!" panggilnya dan tak menemukan siapapun.
"Amara!" Dia kini berteriak, tapi tak juga menemukan istrinya. Dengan kasar kemudian Daneil mengusap wajahnya.
Daneil akan menyibak selimut saat baru menyadari jika saat ini punggung tangannya tengah diinfus. Lalu pandangannya mulai mengedar dan dia juga baru menyadari jika dirinya terbaring dengan pakaian rumah sakit. Sial! Apa dia pingsan tadi?
Ceklek!