seratus tiga puluh tiga
Selamat Membaca✨~
~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~
"Daneil sangat beruntung mendapatkan kamu, Amara." Ben kembali membuka percakapan, dia melirik Daneil yang menatapnya dengan tatapan tajam. Seolah memberikan peringatan agar dirinya tak berbicara macam-macam. Uh ... ekspresi temannya saat ini sangat lucu.
Amara hanya diam, melirik Daneil dengan senyuman tipis. Sebelum kemudian menunduk sesaat. Lalu kembali mendongak menatap pada Ben.
"Kamu sendiri, kenapa belum menikah?" tanyanya kemudian, cukup penasaran. Mengingat usia Ben yang akan menginjak usia tiga puluh tahun, tapi lelaki itu terlihat masih belum ingin menikah. Amara tahu Ben brengsek, lelaki itu jelas suka bergonta-ganti wanita. Dan, well alasan itu juga yang membuat dirinya tak setuju jika Desy bersama laki-laki itu. Gadis itu terlalu baik untuk Ben yang brengsek. Cukup dirinya saja yang mendapatkan laki-laki brengsek.