seratus enam belas
Heyy update!!
Selamat Membaca✨~
~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~
"Kapan kami bisa pulang?" tanya Amara pada Daneil, yang dia maksud dari kami adalah dia dan anaknya. Jujur saja, Amara merasa bosan berada di rumah sakit. Lagipula seharusnya dirinya dan anaknya sudah boleh kembali pulang kan?
Daneil menghembuskan nafas pelan, bukan sekali ini Amara bertanya. Wanita itu sudah menanyakannya sedari kemarin. Membuatnya lelah harus menjawab.
"Biar nanti kutanyakan lagi pada dokter, bisa atau tidak kamu pulang lebih awal." ujar Daneil kemudian.
Mendengar itu Amara tak dapat menahan sudut bibirnya untuk tak melengkung. Akhirnya, dia benar-benar sudah merindukan rumah dan bayi Ge. Ah, bayi tiga bulan itu tidak diijinkan untuk masuk ke rumah sakit. Itulah prosedur di rumah sakit ini, anak-anak dilarang masuk karena menurut mereka anak akan membuat keributan.