seratus satu
Mengsedih, kayanya aku nggak cocok nulis di WN deh😌 Gila targetnya berat banget ya🙈 Dah, cuman satu novel ini ajalah yang sampai beratus-ratus bab😂 Aku nggak terbiasa beneran nulis long story yang sampa segini banyaknya🥵
Selamat Membaca✨~
~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~
"Amara!"
Amara langsung mendongak dan dia dapat Daneil di sana berjalan tergesa-gesa ke arahnya. Sampai di hadapannya, lelaki itu langsung memeluknya. Menciumi puncak kepalanya dengan gumaman-gumaman rasa syukur.
"Aku sempat takut terjadi sesuatu denganmu setelah mendapatkan pesan dari Jeni jika kalian berada di rumah sakit," ujar Daneil.
"Aku tidak apa-apa, Daneil." ujar Amara memberitahu.
Daneil mengangguk, percaya. Dia kemudian menatap pintu UGD. "Jadi, siapa yang berada di dalam sana?" tanyanya kemudian.
Amara meremas telapak tangannya gugup. "Seorang wanita yang aku kenal dari kelas senam," ujarnya.