delapan puluh
Up ya, up terus:)
Hehe ... Moodku mulai membaik, huhu seneng, deh. Jadi, kan nggak cuman bingung kalau mau ngetik soalnya idenya bisa ngalir kalau mood baikðŸ˜
Kalian lagi apa? Sehat-sehat, kan ya? Semoga iya😊
Selamat Membaca✨~
~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~
"Ayo, masuk." Dengan sabar Daneil menuntun Amara masuk ke dalam rumah, wanita itu sempat menolak sebelum kemudian ancaman Daneil yang mengatakan akan menggendongnya jika terus menolak, membuat Amara pasrah. Di belakang Daneil Banu dan Siska mengikuti, mereka turut dalam menjemput Amara pulang dari rumah sakit. Sedangkan David, lelaki muda itu memilih untuk tak ikut.
Seorang pembantu yang terlihat masih cukup muda, tergopoh-gopoh menyambut mereka. "Tuan, Nyonya," sapa pembantu itu menunduk.
Amara mengernyit melihat wanita itu menyambut mereka, dia bingung, tentu saja. Apa dia pembantu baru? Kemana Bik Asih?