tujuh puluh lima
Siap untuk baca bab ini? Aku cuma mau bilang, maaf ya kalau feel-nya kurang dapet. Mendadak susah ya bikin feel sedih buat Daneil. Padahal sebelumnya di otak itu udah kepikiran bakal sedih banget lo penyesalannya Daneil🥺
Baiklah, selamat Membaca✨~
~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~
Siska yang melihat keponakannya melamun dengan segera menghampiri wanita itu. Dia duduk di sebelah Amara, yang langsung membuat wanita itu sadar lalu mengerjap. Menoleh ke arahnya dengan ringisan kecil.
"Bibi," lirihnya pelan, terkejut.
Siska hanya tersenyum tipis, dia usap pundak keponakannya. "Apa yang kamu pikirkan, hem?"
Amara langsung menggeleng. "Tidak ada," ujarnya pelan.
Siska tentu tak langsung percaya. "Bibi lihat dari tadi kamu melamun, masih bilang tidak ada?"