"Humaira." Sapa laki-laki yang berdiri tak jauh dari Humaira.
'Dia.' Batin Humaira.
Humaira tak mengubris sapaan yang tertuju padanya setelah dia tahu siapa laki-laki yang memanggilnya.
"Humaira." Panggil laki-laki itu lagi, namun Humaira terus saja berjalan ke kasir dan trolly seketika beralih pada sang sopir yang bertugas mendorong sedangkan Heri telah menghalangi laki-laki itu untuk mendekati Humaira.
"Kini kau berubah Humaira." Gumam laki-laki itu.
"Langsung pulang, Pak." Perintah Humaira pada sang sopir.
"Apa saya perlu berbuat sesuatu pada laki-laki itu nyonya, agar tidak menganggu anda lagi?" Tanya Heri pada Humaira.
"Tidak perlu, Mas Heri. Dia hanya orang dari masa lalu saya. Hanya saya malas untuk bertemu lagi dengan rang itu, lagi pula kalau bang Arka dan suamiku tahu, pasti mereka akan menyuruh saya menghindarinya." Sanggah Humaira. Heri hanya mengangguk patuh.