Pagi menjelang Selena mengeliat, namun tiba-tiba ia mengingat sesuatu.
"Ayah!!" Teriak Selena yang langsung terduduk di atas ranjang.
"Hm." Jawa Tuan Handoko yang masih terpejam di sampingnya memeluk guling membelakanginya.
"Kenapa ayah tidak memelukku? Kenapa ayah malah memeluk guling?" Protes Selena.
"Guling ini lebih empuk Selena, tubuh mu hanya berisi tulang." Jawab Tuan Handoko sambil terpejam.
"Ayah!!"
Tuan Handoko terkekeh mendengar teriakan Selena, sesuatu yang baru ia alami, mendiang istrinya dulu adalah perempuan yang lembut, dan tak pernah memaki ataupun berteriak padanya.
"Dasar Tua Bangka banyak protes." Maki Selena.
Lagi, Tuan Handoko hanya terkekeh geli.
"Selena, kau sadar sedang tidur dengan seorang pria tua, yang bahkan akan encok jika harus tidur dalam satu posisi."