Hembusan nafas panjang disertai bunyi desahan keluar begitu saja seolah beban yang sangta berat tengah menghimpitnya, entah sudah berapa botol minuman yang habis dia minum, berapa puntung rokok yang sudah habis ia sesap.
'Maafkan Om, Danil.' Kata yang sederhana namun terasa begitu berat untuk sseorang Richard Mahendra.
'Laila, maafkan aku, maafkan aku yang tak berguna ini, kamu tidak salah memilih kakakku, karena memang dialah yang pantas mendampingimu, bukan laki-laki bejat seperti diriku.'
'Tak seharusnya aku melampiaskan kebencianku pada Danil, tak seharusnya itu aku lakukan, tapi aku juga tak punya cara lain untuk membawa anakku dari penjahat itu, selain harus mengambil seluruh aset milikmu.'
'Danil, maafkan om.'
Richard terus saja mengumamkan kata maaf pada Danil dan sosok perempuan bernama Laila, yang tak lain adalah ibu dari Danil Mahendra.