Wahai wanita yang bersemayam dalam hayalku.
Wahai wanita yang selalu hadir sebagai bunga tidurku.
Aku telah lama menunggumu.
Ku ucap sebuah nama dalam sebuah doa.
Merangkai kata dengan berbalut ketulusan kasih nan suci.
Hati ini merindu untuk selalu kau dekap.
Jangan biarkan aku terengkuh dosa karena rasa cinta
Dengarlah wahai wanitaku,
Menikahlah denganku,
Mengikat janji suci dengan nama sang Ilahi.
Wahai wanitaku, aku mencintaimu . . .
Danil memeluk sang istri dari belakang, berulang-ulang mengecupi pundak, leher hingga pipi chabi istrinya. Dibalas erangan kecil dari bibir sang istri.
"Ehm…Mas Danil…ah." Jelita mengangkat bahunya untuk menghindari serangan bibir Danil yang mulai menggila.
"Udah sana mandi. Ini bajunya." Ucap Jelita sambil membalik tubuhnya dan menaruh baju sang suami ke dadanya.
"Mandi…Bau." Ucap Jelita lagi, namun masih tak ada jawaban dari mulut Danil, yang ada hanya senyum jahil sang suami yang menghiasi wajah tampannya.