Malam panjang yang membuat manusia terlelap karena lelah yang mendera, kini mulai berganti dengan hangatnya sang mentari, burung berkicau di dahan ranting yang kokoh. memberi warna baru dipagi yang penuh semangat dan kehangatan.
"Assalamualaikum, sayang . . ." Ucap Danil sambil mencium pungung Jelita.
"Waalaikumsalam." Jawab Jelita masih dengan posisi yang sama, dengan mata masih terpejam.
"Aku bahagia setiap kali bangun tidur, ada kamu disampingku." Danil menyingkirkan rambut yang tergerai di leher istrinya, kemudian mengecupnya sekilas.
Jelita masih tetap diam pada posisinya, tapi ujung bibirnya melengkung keatas, senyum kecil tersunging dibibir indahnya.
"Mas Danil pagi-pagi udah gombal,"
Mendengar istrinya berseloroh, Danil langsung menindih istrinya yang sedang tidur tengkurap.
"Mas Danil, berat, Ya Ampuunnn, berat badanku hanya separoh dari berat badan mas danil, Ayo minggir."
"Anggap saja ini hukuman buat mu sayang, karena menuduhku sebagai pengombal."