Hai! Sebelumnya aku ingin memperkenalkan sosokku terlebih dahulu.
Aku seorang gadis kecil yang memiliki sifat manja,dimana semua keinginanku harus terkabulkan,mulai dari permen,mainan,dan berbagai jenis makanan,yah..lebih tepatnya aku gampang menangis,menangisi jika sesuatu yang aku inginkan tidak terpenuhi,lebih tepatnya aku sering kali mengamuk tidak jelasย sambil menggulingkanย tubuhku di lantai.Karena permintaan ku tak dipenuhi di waktu yang ditentukan.
Aku juga seorang gadis kecil yang menginginkan kebebasan,tidak mau dipaksa.Apalagi soal belajar,rasa malasku melebihi segalanya.
Intinya semua harus sesuai keinginanku.
Semenjak TK aku sudah dianugerahi sepasang lensa berbentuk bulat yang membantuku dalam menglihat.Yah..semenjak TK aku sudah menggunakan kacamata,dikarenakan aku sering kali membaca saat gelap dan berlama lama dalam memainkan komputer.Mungkin juga karena faktor keturunan,karena Ibu dan Ayah juga menggunakan kaca mata.
Aku cuma pernah dengar bahwa mengunakan kaca mata bisa jadi karena faktor keturunan.Apa itu benar?
Aku termasuk anak perempuan yang tergolong tomboi.Tingkah yang tak bisa diam kumiliki sejak lahir.Memanjat pohon,main bola,dan sebagainya.
๐๐๐
Suara piring dan sendok beradu,membuat ruang makan begitu ramai,tentu saja itu adalah ulahku dan kakakku,yang sedang sibuk makan.
"Bentar lagi Ani masuk TK B ya" Ibu menatapku, membuatku menoleh ke arah Ibu.
"Ani nggak mau sekolah" celetukku di tengah tengah kunyahanku,
"Sekolah enak loh.." jawab kakakku.Dia memang sudah ingin menginjak kelas 1 SD.
"Mau di masukkin kemana Bu?" tanya Mbak Sri menoleh kearah Ibu yang berada di sampingnya
"Sama kayak kakaknya aja,biar nggak susah Mbak jemputnya" kata Ibu
Mbak Sri mengangguk "Saya ikut pilihan Ibu saja" ia tersenyum
๐๐๐
Ibu sibuk dengan laptopnya,sibuk mengetik,aku terus memperhatikan Ibu yang sibuk yang kata Ibu ia sedang menulis cerita,lalu aku kembali sibuk dengan kertas dan pena di hadapanku,kemudian kakiku melangkah menuju lemari untuk meraih sekotak krayon.
"Kenapa Ani nggak mau sekolah?" tanya Ibu di sela sela perkerjaannya.
"Mau sama Ibu aja" kataku,masih sibuk menggambar
"Biar Ani pinter kayak Ibu" kata Ibu tersenyum "Mau kan?"
Aku mengangguk pelan,tentu saja semua orang ingin pintar.
"Nanti Ani punya banyak teman,main bareng,belajar bareng" Ibu kembali mengetik di laptopnya "Pokonya sekolah itu seru banget.."
"Tapi Ani nggak mau sekolah",selama ini aku tidak pernah di masukkan ke yang namanya sekolah,aku selalu belajar bareng Ibu,walaupun aku selalu menolak untuk di ajak belajar dikarenakan aku mempunyai sifat malas yang terkadang kelewatan batas.
Maka tahun ini aku mulai menjalani sekolah,yaitu Taman Kanak-kanak B.Sedangkan TK A Tak kujalani tahun kemarin.
"Abang aja mau sekolah,udah mau kelas 1 lagi.." kata Ibu
"Iya,Ani mau sekolah" kataku sambil mengembangkan pipi merajuk
"Githu donk anak Ibu" Ibu memelukku,lalu menciumku.
๐๐๐
Aku memperhatikan layang layang yang terus berterbangan di langit,melihat teman temanku yang sibuk berlari membawa layang layang itu
"Bu,aku pingin itu..." pintaku pada Ibu yang duduk di sampingku
"Memangnya Ani bisa main layang layang?" tanya Ibu
"Bisa" jawabku mantap,padahal aku belum pernah sama sekali memainkan mainan itu.
"Ya udah beli sama Mbak Sri" Ibu tersenyum,ia merogoh sakunya dan mengeluarkan selembar uang berwarna biru
"Yee..." aku segera mengambil uang itu dan berlari kearah Mbak Sri yang tampak sibuk menyapuย halaman,menarik narik lengan baju Mbak Sri,membuat sosok perempuan itu menoleh dan menghentikan aktifitasnya.
"Eh,kenapa?" Mbak Sri yang sedang menyapu menghentikan kegiatannya
"Mbak,temeni Ani,dia mau beli layang layang" kata Ibu berteriak dari depan rumah,menjawab pertanyaan Mbak Sri yang baru saja ia lontarkan.
Aku terus menarik baju Mbak Sri "Iya..iya..tunggu"
Mabuk Sri menyenderkan sapu yang baru saja digunakannya ke sebuah pohon,lalu meraih tanganku untuk menggandengku.
"Ayo kita pergi"
Dengan tidak sabar aku segera meraih tangan Mbak Sri,membuat sosok itu mau tidak mau harus mensejajarkan tubuhnya denganku yang berlari.
"Ibuuuu!"
Aku pulang dengan satu buah layang layang berwarna pink,warna kesukaanku,dengan sebuah bintang besar di tengah layang layang itu,tak lupa dengan senyuman lebar di wajahku,sedangkan Mbak Sri membawa layang layang berwarna biru untuk Kakakku.
"Ibu..Ibu...lihat layang layangku" aku terus memamerkan layang layang bintagku "Cantik kan?"
"Iya cantik" puji Ibuku sambil tersenyum
Aku memainkan layang layangku,berlari kesana kemari,tapi layang layangku tak kunjung terbang.
"Ibu... nggak bisa terbang..." aku mengeluh
Ibu tersenyum ke arahku,lalu menunjuk Kakakku yang berdiri sambil menatap layang layangnya yang sudah terbang tinggi,merasa ditunjuk,sosok laki laki itu menoleh ke arahku dan menjulurkan lidahnya
"Weeek..."
"Huh" aku kesal,lalu duduk di atas tanah,tanpa memikirkan bahwa bajuku kotor atau tidak,mulai menggerakkan kakiku untuk menendang nendang batu yang ada di sana, merajuk.
"Sini Ibu bantu" Ibu melangkah menghampiri,meraih layang layang yang kupegang
"Nih Ani pegang layang layangnya ya..berdiri di sana" Ibu memberikan layang layang itu kepadaku,lalu aku melangkah mundur ke tempat yang di tunjuk Ibu,
"Yah mundur,mundur lagi,nah,diam ya..nanti lepas layang layangnya pas hitungan Ibu udah yang ketiga" Aku mengangguk mengerti.
"Satu..dua..tiga.." Aku melepas layang layang ku,dan tampak layang layang mulai terbang ke atas,semakin tinggi,dan tinggi.
"Yee.."aku bersorak gembira,lalu berlari ke arah Ibuku,menggantikan posisi Ibuku yang memegang segulung benang
"Tinggi..tinggi..." Aku bersorak gembira melihat layang layangku tampak kecil,itu artinya layang layangku sudah jauh di atas sana
"Hm.." Ibu tersenyum,menghela nafas.
"Semangat rasanya masih bisa melihat senyuman mu nak.."
๐๐๐
Aku memeperhatikan anak anak yang sibuk memamerkan boneka barunya.Seperti kebiasaan anak anak pada umumnya,waktu sore adalah waktu mereka untuk bermain.
Seperti saat ini aku sedang menghabiskan waktu sore di rumah Linda.
"Lihat..boneka beruangku warna pink,cantik..." kata seorang anak,Namanya Siti,ia memeluk boneka beruang pinknya dengan erat
"Punyaku lebih cantik,.." kata Dina nggak mau kalah,ia memperlihatkan boneka pandanya
"Punyaku dari luar negeri,jauuuh banget..." Linda nggak mau kalah juga,ia menyisir boneka kucingnya yang berbulu itu,dia memang anak yang tak mau kalah dari yang lain.Ayahnya memang tergolong tajir di kampung ini.
"Ani,bonekamu mana?" tanya Linda,ia menatapku
"Di rumah,tunggu bentar ya..",aku segera berlari ke rumah,melepas sandalku dan mengeluarkan bonekaku yang berada di lemari
Aku tersenyum,lalu memeluk boneka Anjing lautku,boneka inilah yang paling kusayangi dari semua boneka milikku.Segera aku berlari keluar untuk kembali ke rumah Linda,Ibu yang sedang menjemur pakaian menatapku bingung
"Kenapa lari lari?" tanya Ibuku
"Itu...Ani mau main" kataku berhenti berlari
"Kok bawa boneka?" tanya Ibuku
"Gak papa kok Bu...tadi pada bawa boneka semua" aku tersenyum,meninggalkan Ibuku
"Hati hati.." teriak ibu saat aku mulai menjauh,
"Nih tengok! Boneka ku.." pamerku kepada teman temanku saat aku kembali dengan nafas tak teratur,tanganku menyeka keringat yang jatuh
Teman temanku yang tadinya asyik mengobrol,menghentikan obrolan mereka,menatapku,memperhatikan apa yang kubawa
"Hahaha..itu bonekamu" kata Linda menarik boneka yang kupeluk secara paksa
"Hei" aku menatap Linda kesal
"Tengok! Udah kotor begini" Linda memberikan boneka itu kepadaku.
Aku menatapnya kesal.Bisa dikatan normal karena boneka ini sudah kotor termakan usia,bukan karena kotor apa apa.
"Bagusan punyaku" Linda kembali menyisir boneka kucingnya,seakan akan memamerkan.
Aku diam..lalu berlari ke rumah,karena kesal melempar bonekaku yang tak bersalah itu ke teras,lalu menghampiri Ibu yang masih menjemur,memeluknya dari belakang.Mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menumpahkan kekesalanku.
"Loh Ani? Dah siap mainnya?" tanya Ibuku saat gadis kecil itu memeluk kakinya
"Ibu...Ani mau boneka kucing" kataku pelan sambil menyapa mata Ibu memohon
"Kan dah punya,dua lagi.." kata Ibuku yang masih sibuk dengan perkerjaannya
"Nggak mau Ani mau yang besar" kataku,memeluk Ibu lebih erat
"Besok ya.." kata Ibu
"Nggak mau! Ani maunya sekarang!" kataku setengah terisak
"Tapi dah mau malam Ani..besok aja ya" Ibu berbalik,mengelus rambutku
"Nggak mau! Nggak mau!" Aku menarik narik baju Ibu lalu,berguling di tanah.Mulai merajuk khas andalanku.
"Ani..maunya sekarang" tangisku,tak peduli baju putihku yang mulai kotor terkena tanah
"Ani.." Ibu tersenyum,aku berdiri
"Ani.."panggil Ibu lembut,tangannya ingin meriah tangankuย namun aku segera berlari meninggalkan Ibu
"Ani! Mau kemana?" Ibu berteriak,aku tetap berlari,masih dengan tangisanku,
"Ibu jahat,Ani mau boneka.."
Setelah lelah aku berlari.Akhirnya Aku duduk di depan sebuah rumah tetangga,sambil memandang langit yang mulai gelap,saat keinginanku tidak terkabul aku akan lari menghindar dari Ibu ataupun Mbak Sri,ceritanya sih...merajuk.
Aku duduk disana bagaikan anak hilang yang tak punya orang tua ataupun tak tahu jalan pulang.Tapi tidak,aku tahu jalan pulang,hanya saja aku tak mau kembali ke rumah.
Hari sudah semakin gelap,terdengar suara adzan maghrib dari sebuah masjid yang tak jauh dari sini,aku menenggelamkan wajahku di kedua kakiku sambil memeluk kedua kakiku erat,ada perasaan takut mulai datang kepadaku.
"Ani..Ani..",seseorang meneriaki namaku,membuatku berdiri saat aku mengenali suara itu.
Aku menoleh ke sumber suara,bukannya aku berlari menghampiri suara itu,aku bersembunyi di balik mobil yang cukup besar untuk menyembunyikan tubuhku yang mungil.
"Ani..Ayo sini..tengok Ibu ada sesuatu" Ibu tersenyum memanggilku,ia sudah tahu jika anak gadisnya bersembunyi di sana.
Aku melihat kearah Ibu,keluar dari tempat persembunyianku.Mataku membulat dan terkejut.Tampak Ibu di depanku membawa sebuah boneka kucing yang sangat besar dan berbulu
"Ani sayang..Ayo kita pulang,udah gelap loh...yuk!!" Ibu tersenyum
Dengan langkah gontai,aku berjalan kearah Ibu,Ibu langsung memelukku erat.
"Kamu membuat Ibu khawatir.."
"Ibu.." aku membalas pelukan Ibu lebih erat
"Bonekanya cantik kan...tadi Ibu yang beli" Ibu mengelus rambutku
"Iya,makasih Bu..." aku tersenyum,mengelus boneka kucing yang sangat besar itu,mungkin hampir setubuhku,lalu memeluknya dengan erat.
"Yuk" Ibu menggandeng tanganku menuju rumah,tangan kiriku masih memeluk boneka itu erat
"Makasih Bu...aku sayang Ibu.." ucapku dalan hati.
Ibu menatapku yang tersenyum senang,
"Ibu sayang Ani" ucap Ibu yang seakan akan menjawab apa yang kuucapkan dalam hatiku barusan.
๐๐๐