Nata mengumpulkan ke sepuluh teman Ayuka yang juga merupakan temannya. Tersebar di berbagai belahan dunia untuk ikut bergabung dalam sebuah pertempuran dasyat yang akan menentukan dunia kegelapan atau dunia kedamaian. Mereka adalah orang buangan yang memiliki bola mata tak lazim, di kucilkan dalam masyarakat karena dianggap membawa petaka bagi yang lain. Itulah mereka.
Amer…
Manusia yang memiliki bola mata coklat muda, merupakan etnis Berber yang ada di Afrika Utara, perawakan yang tinggi dan kekar yang tak jauh berbeda dengan orang Timur Tengah. Berprikebadian yang tertutup dan tak mudah percaya dengan orang lain. Namun, ketika dia sudah percaya dengan orang lain, kesetiannya tak diragukan lagi. Dengan tubuhnya yang kekar ia mampu menghabisi 1000 tentara biasa dalam hitungan 30 menit. kekuatan seperti ini, yang tidak dimiliki manusia biasa membuatnya harus hidup sendiri lantaran ada seorang tentara yang iri padanya. Lantas menyebarkan isu bahwa diadalah utusan roh jahat. Masyarakat yang ada disana percaya begitu saja dengan isu yang beredar mengingat nenek moyang mereka memiliki kepercayaan animism.
Eonia…
Seorang gadis dari sebuah negara yang memiliki beribu wanita cantik yang tak lain adalah negara Estonia. Gadis dengan fisik tinggi dan memiliki lekukan tubuh yang menawan ini harus terasingkan dalam kehidupan masyarakat lantaran di telapak tangan kirinya terdapat Black Hole atau lubang hitang yang mampu menghisap apa yang ada di hadapannya. Pernah suatu hari saat ia mencoba melindungi dirinya dari orang yang mengganggunya, tanpa sengaja Eonia merentangkan kedua tangannya hingga dua orang itu masuk ke dalam black hole yang berada ditangannya. Semenjak itu ia ditakuti dan dijuluki malaikat maut.
Ainsley…
Ainsley dalam bahasa Irlandia dan Scotlandia berarti padang rumput. Mungkin dia diberi nama begitu karena warna pupil matanya yang hijau bak padang rumput. Sayangnya nasipnya tak seindah kita memandang padang rumput. Kedua orang tuanya meninggal sejak ia masih kecil, membuat Ain kecil dirawat oleh kakeknya yang sebatang kara. Setelah berumur delapan tahun Ain kecil ditinggal sang kakek menemui Tuhan dan pada saat pemakaman Ain bertemu dengan Ayuka. Kemudian tinggal berapa lama sampai akhirnya berpisah.
Enzo…
Enzo adalah seorang budak yang di beli Ayuka dari tanah Aljazair, waktu itu ia tertarik dengan Enzo lantaran Enzo bisa mendengar suara hatinya. Namun Enzo tak menyadari kemampuannya sampai akhirnya Ayuka memberitahunya kalau ia bisa menggerakan benda dengan pikirannya tampa harus menyentuhnya. Sebagai balas budi Enzo mengabdikan seluruh hidupnya. Dua kalimat yang terucap dari mulut Ayuka ketika dia mendedikasikan dirinya untuk mengabdi "Kita adalah teman dan teman tidak membutuhkan hutang budi". Awalnya ia tidak pernah percaya orang lain hatinya dingin sedingin es. Ia tak percaya kepada siapapun kecuali Ayuka. Hingga pada saat diminta untuk bertempur oleh Nata ia menolak dengan mentah. Akan tetapi setelah mendengar nama Ayuka barulah dia bersedia.
Diva…
Nama yang tak asing bukan. Nama orang Indonesia. Diva lahir di Kalimantan dengan bola mata hitam pekat membuat orang yang menatapnya akan ketakutan seperti orang yang sedang kerasukan setan. Masyarakat disana melarang anak-anak mereka untuk bermain dengannya. Melihat hal itu orang tuanya memilih mengurung Diva kecil di dalam rumah. Diva mengenal Ayuka lewat mimpi. Ayuka sering datang ke mimpi Diva dan mengajaknya untuk meningalkan desa. Awalnya Diva tidak percaya dengan apa yang dialaminya. Untuk membuktikan mimpinya Ayuka menyuruh Diva masuk ke dalam telaga yang ada di tengah hutan. Ia kemudian mengikuti intruksi Ayuka dengan memasukan kedua tangannya ke dalam air telaga dan seketika itu juga ia berada di dimensi lain.
Enki…
Dia satu satunya teman Ayuka yang berasal dari planet lain. Konon Ucapnya ia berasaal dari planet Nibiru yang letaknya jauh dari bumi. Nibiru merupakan planet yang memiliki teknologi canggih. Ia mendarat di bumi karena kehabisan bahan bakar. Saat itu Ayuka berada di hutan Kalimantan tepat dimana ia menyelamatkan Diva. Sebelum ia menyelamatkan Diva ia bertemu dengan Enki. Mereka kemudian melakukan perjanjian satu sama lain. Ayuka akan memberikan Enki bahan bakar pesawat jika ia bisa melepaskan Diva yang di pasung di dalam rumahnya. Hal itu sangat mudah di lakukan untuk Eki yang memiliki peradaban yang lebih maju. Dari sanalah mereka mulai berteman.
Albi…
Ayuka sendiri yang memberinya nama. Karena kulitnya yang terlalu putih sepeti albino dengan warna mata merah bercampur ungu. Tubuhnya kekar dan berwajah sangar tak heran jika orang tak menginginkannya hidup termasuk orang tuanya. Karena tak tega untuk membunuhnya Albi diserahkan kepada seorang biarawati di daerah Spanyol. Dari cermin yang diberikan Enki, Ayuka dapat melihat orang-orang yang spesial yang tersakiti seperti dirinya. Dari sanalah ia tahu Albi. Saat orang tuanya menyerahkan albi ke gereja, Ayuka langsung menelphone seorang biarawati kenalannya untuk merawat albi kecil. Sampai sekarang Albi dan Ayuka tidak pernah bertemu sama sekali dan kali ini adalah pertemuan pertamanya dan itu tidak mungkin di sia – siakan Albi. Ia hanya mendengar tentang Ayuka dari mulut biarawati yang sekarang sudah tua rentan.
Amber…
Ya dialah orang yang hampir di hubungi Nata, orang yang memiliki mata serigala. Untuk menutupi mata serigalanya, ia selalu menggunakan lensa mata. Kehidupannya penuh dengan kemewahan, kasih sayang yang tak pernah padam dari sekelilingnya. Suatu hari dia diajak orang tuanya untuk pergi ke kebun binatang. Kebetulan disana, terdapat dua serigala baru yang di datangkan dari belahan bumi selatan. Namun, ada yang aneh dengan ke dua serigala itu, ia berusaha menghancurkan pagar pengurungnya. Amber yang waktu itu mengerti bahasa binatang memintanya untuk berhenti. Namun serigala menolak. Pengunjung yang ada di sana tak menghiraukan perilaku aneh Amber. Setelah bersusah payah, keduanya berhasil mematahkan gerbang penghalang. Satu ekor serigala berlari ke arahnya, sementara yang satu terus berlari. Amber tertawa dengan sikap serigala, ia kira serigala itu akan menyerangnya melainkan serigala itu menjilat – jilat wajahnya. Serigala yang kedua, berusaha di jinakkan oleh para petugas. Saat sudah berhasil, salah seorang petugas lengah, membuatnya menjadi sasaran empuk gigitan serigala. Serigala satu mengaung meminta temannya untuk berhenti. Ketika itu juga lensa mata Amber jatuh. Orang yang melihatnya bergidik ketakutan, karena mata Amber mirip dengan kedua serigala itu. lantas terjadi perubahan pada kedua serigala. Mereka kemudian menyangkut pautkan kejadian itu satu sama lain. Mereka mengklaim bahwa Amber adalah Raja serigala yang berwujud manusia. Semenjak kejadian itu, Amber hidup di hutan bersama binatang lain yang lebih mengerti perasaannya. Lama kelamaan, Amber bosan dengan kehidupannya yang seperti ini, ia iangin sekali bertemu dengan manusia yang bisa mengerti perasaannya. Hal itu di sampainkannya pada sahabat setianya. Keinginan untuk mengabulkan harapan Amber para serigala berusaha menyebarkan informasi kepada semua hewan dari mulut ke mulut. Usaha tidak akan menghianati hasil, setelah lama menunggu seekor burung hantu bijak datang padanya dan mengatakan akan tiba masanya orang-orang seperti dirinya akan berkumpul membela kebenaran dan untuk mengetahui kapan waktunya ketika malam bulan purnama, dilangit akan terpancar sinyal biru yang hanya di kenali oleh orang-orang seperti dirinya. Pada waktu itulah mereka berkumpul di suatu tempat, pada titik sinar biru. Sekarang Amber sudah menemukan sinar biru itu. namun, hatinya berkata ia belum menemukan orang yang paling mengerti dirinya.
Alexandria…
Seorang para normal yang ditemuinya di pasar malam saat bersama Dava. Dia adalah seorang tabib sekaligus peramal istana. Ia kabur ke Indoneisa dan menjadi peramal lantaran di dalam kerajaan ada yang dengan tega memfitnahnya. Setelah pertemuan mereka di pasar malam, Ayuka dan Alexandria menyusun sebuah rencana secara diam-diam. Ayuka mengandalkan Alexandria dalam penyusunan rencana, ia percaya bahwa Alexandria adalah peramal yang handal dilihat dari kisah yang diceritakannya.
Hazel…
Dari ke sepuluh orang yang dipanggil Nata Hazel adalah orang yang paling ceroboh. Rasanya ingin sekali Nata tidak mengikut sertakan dia ke dalam perang. Namun, apa daya Ayuka berkata lain, ia menginginkan Hazel untuk ikut. Dia adalah orang yang paling kuat menurut Ayuka ketimbang yang lain, hanya saja kecerobohannya menutupi kekuatannya. Orang yang menyukai tantangan adalah orang yang paling kuat ketika ia merasa semakin tertantang, ya pribadi itu ada pada diri Hazel. Itulah alasan utama kenapa Ayuka mengizinkan Hazel untuk ikut.
Itulah kesepuluh teman spesial Ayuka. Ada yang datang membawa pasukan ada pula hanya seorang diri.Mereka langsung mengatur posisi membentuk pertahanan. Amber dan pasukan serigalanya di dampingi Amer berada pada pertahanan garis depan. Albi dan Diva memimpin pasukan panah pada sayap kiri dan kanan. Engki dan pasukan khusus yang diciptakannya berada di pertahanan belakang. Mereka berlima menjaga pertahanan luar. Sedangkan pertahanan udara di jaga oleh Estonia. Sementara Enzo dan Ainsley bertugas menjaga pertahanan bawah laut. Hazel dan Alexandria menjaga pertahanan dalam. Untuk lapisan utama dijaga oleh Nata dan Dava. Sementara Ayuka sedang membuat dimensi pertempuran jika sewaktu-waktu pasukannya kalah.
Mereka sudah siap pada posisi masing-masing, siap menuggu perintah. Nata dan Dava sebelum menjalankan tugasnya, mereka bertugas memonitori gerakan musuh sekaligus pemberi aba-aba. Untuk meminimalkan korban yang berjatuhan.
Musuh terlihat semakin mendekat. Betapa terkejutnya Dava saat mengetahui siapa musuh yang dihadapinya. Kumpulan para iblis mulai dari iblis tingkat rendah hingga atas.
"Siapa sebenarnya yang kita hadapi?". Tanya Dava masih tetap fokus dengan monitornya.
"Mereka adalah para iblis, tapi tidak semuanya. Lihatlah titik – titik kuning itu. itu adalah manusia yang di liputi jiwa iblis".
Pada pertahanan pertama musuh tak sebanding dengan pasukannya Amber dan Amer. Mereka kewalahan menghadapi iblis tingkat rendah yang bertebaran di sekitar mereka. Strategi yang digunakan lawan cukup bagus dengan menepatkan iblis rendahan sebagai pengganggu. Dengan begitu iblis yang lain bisa masuk dengan leluasa. Menyadari iblis rendahan digunakan sebagi umpan lantas Amber dan Amer marah, merasa dirinya di permainkan. Amber mengaung keras membuat iblis – iblis rendahan memekik melindungi gendang telinganya. Sementara Amer menghentakkan kedua kakinya membuat iblis – iblis tersebut lenyap. Setelah semua iblis pengacau mati, Amber dan Amer lantas berlari menuju pertahanan dalam untuk mengejar para iblis yang telah mempermaikan mereka.
Seperti halnya dengan Amber dan Amer mereka juga menggunakan strategi yang sama untuk melawan Diva dan Albi. Untung saja mereka dengan cepat menyadari itu. Diva menaikan air laut untuk memusnahan para iblis kecil, sementara Albi dan yang lain terus memanah membabi buta hingga semua tewas di tempat.
Sementara Enki hanya diam menonton pasukannya yang sedang bertarung. Pasukan ciptaannya mampu menghaguskan musuh dalam sekejap.
Secara serempak Diva dan Alexandria mencegah dan memberitahu Amber dan Amer untuk tidak mengejar mereka. Setelah mendengar penjelasan keduanya, mereka kemudian kembali ke garis pertahanan. Benar saja apa yang dikatakan oleh keduanya kalau itu hanyalah umpan yang diberikan kepada mereka. Di hadapan mereka telah berdiri para iblis dengan aura yang kuat.
"Sial, mereka menjebak kita" Umpat Amber yang amarahnya semakin meluap karena merasa dibohongi.
"Nat, sebaiknya kamu ikut membantu" Ucap Dava melihat musuh semakin mendekat.
"Jika aku pergi siapa yang akan memonitori?"
"Kamu bisa bertukar posisi dengan Alexandria, karena dia memilii kemampuan meramal"
"Aku tidak mau" Ucap Alexandria yang mendengar ucapan Dava dengan jelas.
"Kamu dengarkan?, dia sendiri saja tidak mau. Lebih baik kamu fokus saja dengan tugasmu sendiri".
Dava memilih diam, ia tidak mungkin memaksa orang yang tidak mau apalagi orang yang keras kepala seperti mereka. Mereka hanya akan menurut jika diperintah oleh Ayuka. Tapi sayangnya Ayuka belum sadarkan diri.
Ada alasan lain, kenapa Dava ditempatkan pada pertahanan utama. Ada rencana besar yang melibatkan Dava di dalamnya.
Di udara. Eonia sedang berusaha menahan sakit akibat black holenya semakin membesar. Mengahadi iblis kecil memang merepotan apalagi jumlahnya yang begitu banyak. "Ahh… Iblis kecil, sayangnya aku tak ingin bermain dengan kalian. Kita akhiri cukup sampai disini saja ya" Eonia membuka mulutnya lebar, menghisap apa yang ada di hadapannya agar tidak mendekati dirinya. Dalam hitungan menit musuh sudah lenyap tampa meninggalkan bekas sedikitpun.
Disisi lain. Di dalam laut Enzo dan Ainsley melakukan serangan telak kepada musuhnya saat Diva menaikan air laut ke permukaan. Dengan memanfaatkan kekuatan Diva, mereka bersantai dengan mudahnya. Sayangnya yang mereka habisi adalah umpan. Dalam keadaan lengah mereka berusaha menghadapi lawannya. Diva yang sebenarnya mengetahui apa yang terjadi sengaja tidak memberi tahu mereka lantaran kesal karena kekuatannya dimanfaatkan tanpa izin.
"Eeeehh… Diva, kenapa kau tidak memberi tahuku, kau sengaja ya?". Ucap Ainsley.
"Hahaha…, salah sendiri menggunakan kekuatan orang sembarangan". Balas Diva. Satu lagi fakta tentang Diva, Diva merupakan orang yang paling ceria diantara kelompoknya. Sifatnya yang suka bercanda terkadang membuat yang lain kesal, karena Diva tidak pernah peduli dengan situasi yang ada, ia tidak pernah peduli kapan waktu untuk serius dan bercanda. Menurutnya sama saja, waktu adalah waktu, tidak aka nada yang berubah.
"Salah sendiri membuat peluang buat orang lain"
"Kalian ini malah berantem, bukannya fokus" Relai Nata. Semntara Engki sebagai penyimak tampa mau ikut campur.
"Nata, aku membutuhkan bantuan" Ucap Eonia di balik earphone yang di pasang di telinganya.
"Engki, bersediakah kau memberikan sedikit bantuan kepada Eonia?".
"Tentu saja nona"
Krek..kreekkss..
Terdengar salarun yang baru bergabung diantara mereka. "Apa kalian bisa mendengar ku?"
"Ayuka" Teriak mereka kegirangan. Sementara yang belum pernah bertemu atau pun mendengar suaranya merasa bahagia bukan main, karena mereka akan segera bertemu dengan orang yang dicari selama ini.
"Eonia, kau segera kembali ke markas!, kamu digantikan Dava. Lakukan dengan cepat, jangan biarkan mereka menemukan celah untuk masuk ke dalam markas".
"Baik" Jawab mereka serempak.
Mereka semakin serius dalam pertarungan sekarang, musuh yang dihadapi buakanlah seperti tadi yang dapat dengan mudah mereka kalahkan. Kebanyakan musuhnya yang sekarang adalah setengah iblis, yaitu manusia yang di hinggapi jiwa iblis.
Disisi lain Amer dan Amber belum bisa menyeimbangkan para iblis, pasukan serigalanya semakin berkurang, cukup membuatnya terdesak.
"Wolfin…" Teriak Amber kepada sahabat serigalanya saat musuh menghantam dari belakang. Amber lari sekuat tenaga untuk melindungi sahabatnya itu, tanpa menyadari dia menjadi sasaran empuk iblis yang lain. "Aaaaa…." Amber berteriak kesakitan saat Ucapna menembus ulu hatinya bersamaan itu juga ia gagal menyelamatkan sahabat setianya. Mereka terjatuh terkapar di tanah tak berdaya.
Tinggalah Amer sendirian yang menghadapi para iblis, melihat rekannya yang terkapar tak berdaya amarahnya tidak terkendali lagi "Orang-orang memanggilku roh jahat, akan ku tunjukan kepada kalian sekuat apakah roh jahat itu".
Amer menggepalkan tangannya dan mengahantam tanah seketika itu juga bumi bergetar dasyat. Air matanya keluar dari kedua pelupuk matanya, melihat rekannya harus menghembuskan napas terakhir tanpa mengucapkan salam perpisahan. Matanya memerah penuh kebencian, aura api menyulut, menyelimuti tubuhnya. Ia membantai habis siapapun yang ada di hadapannya. Earphone yang ada di telinganya pecah berkeping – keeping. Secara otomatis sambungan diantara mereka terputus. Namun, Nata masih mendapatkan sinyal keberadaan Amer.
"Engki?" Tanya Ayuka.
"Iya, nona".
"Bisakah kau membawa Amber dan Wolfin ke markas?, aku ingin tahu keadaan fisiknya sekarang".
"Tentu, nona".
Engki langsung memerintahkan Dragon untuk membawa Amber dan Wolfin sesuai perintah Ayuka.
Setelah lama bergulat dengan musuhnya, mereka berhasil menumpaskan musuh yang ada. Saat akan duduk untuk beristirahat, tubuh mereka terangkat ke atas langit menembus demensi lain. Tidak ada apa-apa disana yang ada hanya seorang gadis yang duduk manis sambil tersenyum kearah mereka. "Terima kasih kalian telah menolongku" Ucap gadis itu kearah mereka. Mereka secara bersamaan membungkuk memberi hormat.
"Apa kalian menikmati pertempuran kalian?" Sambil menyunggingkan senyum yang manis.
"Ambillah senjata kalian!". Ucap gadis itu lagi. Secara ajaib di tangan mereka sudah terdapat senjata dengan bentuk yang berbeda-beda.
"Maaf, aku masih membutuhkan bantuan kalian. Pertarungan yangsesuangguhnya akan segera dimulai. Apa kalian lelah?, jika begitu istirahatlah dulu untuk menyambut mereka"
"Mari duduk bersama" Saat muncul sebuah meja panjang dilengkapi kursi dan aneka makanan.
"Terima kasih nona" Ucap Engki berbisik ditelingan Ayuka.
"Kamu masih saja seperti dulu"
"Karena aku menyukaimu, nona" Gadis itu hanya tersenyum mendengar ungkapan sahabat lamanya.
DEG!
Ada perasaan sakit menjalar di tubuh Dava saat Engki dengan terang-terangan mengungkapkan perasaannya. Tanpa sepengetahuan Dava, Engki melirik ke arah Dava."Sepertinya, aku mencium bau sesuatu yang terbakar". Ucapnya lagi.
"Ohh.., itu hanya perasaanmu saja. Ayo dinikmati hidangan yang telahku sediakan".
"Ahh, nona kau mengabaikan ku. Apa aku perlu menunjukkan kepadamu apa yang terbakar?".
"Kamu tak pernah berhenti menggodaku".
"Karena aku mencintaimu".
"Kau tahu nona?" Ucapnya lagi. "Baunya semakin jelas".
"Jangan khawatir disini aman".
"Hai…, Engki. Kau terlalu banyak bicara. Bisakah kau diam" Ucap Alexandria angkat bicara.
"Baiklah aku akan diam, tapi dengan satu syarat".
"Apa?" Tanya Alexandria.
"Aku ingin, nonaku menjawab satu pertanyaanku".
"Ayuka, apa kau bersedia?".
"Tergantung pertanyaannya"
Engki menyunggingkan senyum misterius. "Keputusan yang menguntungkan"
"Nona, apa ada orang yang kamu sukai disini?".
DEG!
Semua menoleh ke arah Ayuka termasuk Dava yang dari tadi tak berani menatapnya.
"Pertanyaan macam apa ini?".
"Kau lupa nona, kau tak bisa mendengar suara hatiku ataupun membaca pikiranku. Karena kita dari planet yang berbeda". Menyunggingkan sebuah senyuman.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?, apa kau merasa aku telah menyukai seseorang?".
"Aku hanya ingin tahu saja, nona" Tersenyum menyeringgai.
"Tentu saja tidak".
"Benarkah?, apa kau tidak berniat untuk mencintai manusia?".
"Hai…, apa kami mengganggu pembicaraan kalian?" Tanya Sanara.
"Sama sekali.." Engki menotong ucapan Ayuka. "Iya, kau mengganggu, karena kalian ada disini, mari kita dengar ucapan Ayuka sebelum kita memulai perang" Tawar Engki.
"Aku tidak tertarik dengan pembicaraan kalian"
"Apa kau bilang?, kau tidak ingin mendengarnya. Baiklah, aku akan memaksamu untuk mendengarkannya"
"Paksa saja!" Tantang Sanara.
"Aku suka, aku suka, aku suka" Ucapnya sambil menepuk tangan bak anak kecil. Lalu dia berucap dengan serius. " Aku akan membongkar masalalu dan hatimu"
"Berani kau mengungkapkannya, aku tidak akan segan memutuskan lehermu" Ucap Sanara, kini dia sudah ada di belakang Engki dengan wakizashi menempel di leher Engki. Engki hanya tersenyum dengan ancaman Sanara.
"Lebih baik kita barter, kau harus mendengarkan ucapannya nonaku dan aku akan tutup mulut dengan rahasiamu. Bagaimana?"
Sanara berpikir sejenak, lebih baik mendengarkan sebuah ocehan panjang ketimbang rahasianya akan terbongkar di hadapan semuanya. Terlebih ia masih menyimpan rasa pada Nata."Baiklah, aku akan mendengarkan".
"Bagus. Nona, mereka sudah bersedia mendengar jawaban nona". Ucapnya dengan girang.
"Hmmm…, baiklah. Kalian tahu aku berbeda dengan manusia. Aku hidup lebih lama dari pada manusia. Jadi, untuk apa aku bercinta dengan mmanusia, yang akan terluka adalah aku. Karena dia dengan begitu cepat akan meninggalkanku yang hidup lebih lama darinya".
"Dia sudah mendengarkannya".
"Maksudmu?".
"Nona tidak perlu berpura-pura?".
"Sudahlah, lupakan apa yang aku ucapkan. Aku tak ingin membuat tamuku terlalu lama menunggu. Mari kita selesaikan dengan cepat".
"Kau terlalu percaya diri" Ucap Lucifer menjilat mulutnya, duduk dengan kursi terbang.
Ayuka tersenyum menanggapi ucapan Lucifer.
"Ahh…, senyummu manis sekali, semakin membuatku ingin segera memilikimu. Lebih baik kau menjadi kekasihku".
"Apa-apaan ini, kenapa banyak sekali yang menyukai Elis, sampai Raja iblis juga menginginkannya".
"Wah, kau bersemangat sekali untuk menangkapku, sampai – sampai kau sendiri yang ikut turun tangan".
"Karena denagan begitu aku lebih mudah mendapatkan tubuhmu, menghisap darahmu. Membuatmu menjerit hingga mengeluarkan air mata"
"Jangan terlalu berhayal, Raja iblis" Ucap Dava kemudian, amarahnya tak dapat di bendung lagi. Ia tidak ingin ada satupun yang menyentuh Ayuka, apalagi seorang raja iblis.
"Oohh, saudara ku, kau ternyata ada disni"
"Aku bukan saudaramu. Cihh.. aku tidak sudi punya saudara iblis". Meludah kesamping sebagai bentuk penolakan.
Lucifer lantas tertawa mendengar ucapan Dava."Hahaha… kau lucu sekali, kau tidak ingin bersaudara denganku, tapi darah iblis mengalir padamu"
Dava melompat menyerang Lucifer, diayunkan katananya ke depan. Dengan kecepatan kilat ia bisa menghindar. Dava meniru apa yang dilakukan Lucifer, ia berusaha menyamai kekuatan lawannya tersebut.
"Kau cepat sekali berkembang". Smirk meremehkan terlihat jelas diwajahnya.
"Kalau kamu ingin lebih kuat dariku, sebaiknya kau menghisap darah dan air mata Ayuka, orang yang kau cintai".
"Aku tak sekotor kamu"
"Kau ingin menjadi iblis suci?. Hahaha… kau selalu membuatku tertawa. Mana ada iblis suci?"
"Aku bukan iblis, aku manusia" sambil terus menyerang Lucifer.
"Kau mencintaiya kan?, kau bisa hidup lebih lama dengannya jika kau mengisap darah dan air matanya".
"Jangan mencoba menghasutku iblis sialan"
"Jangan menatap mata orang yang berambut putih" Batin Ayuka ia berusaha berkomunikasi dengan semua temannya.
Semua mengangguk mengerti, kecuali Engki. Ayuka lupa alau Engki tidak bisa mendengar suara hatinya. Bagaimana caranya ia akan menyelamatkan Engki, jika ia langsung turun, gerakannya akan diketahui musuh, sementara jarak musuh dengan Engki lebih dekat dari pada dirinya.
Orang berambut putih itu mencoba menyerang. Ia menyadari kalau semuanya mengetahui letak kekuatannya. Dilihat dari bagaimana mereka menghindari kontak mata dengannya. Orang berambut putih itu tersenyum melihat Engki dengan beraninya menatap matanya dalam sekecap saja nyawa Engki berada dalam genggamannya.
Ayuka yang melihat teman-temannya semakin lemah, merasa kwatir akan bertambah korban lagi. Ia memilih mempercepat rencana terakhirnya sebelum semakin banyak jatuh korban.
"Dava…!!!" Teriak Ayuka sambil berlari ke arah Dava. Ayuka segera meraih kedua tangan Dava yang memegang katana menghunusnya tepat di hatinya. Anehnya, pedang itu tak dapat menembusnya sama sekali.
"Dava, kumohon bunuh aku!". Ucap Ayuka yang mulai prustasi.
Dava menggelengkan kepalanya menolak. "Kau harus membunuhku, jika tidak semakin banyak nyawa yang akan berjatuhan. Tidak ada waktu lagi, Dava".
"Tidak, aku tidak bisa melakukannya".
"Apa kau mencintaiku?" Pertanyaan terakhir Ayuka membuat Dava terdiam membeku. "Jika kau mencintaiku, bunuh aku. Lakukan semua demi aku"
Mana mungkin Dava akan melakukan hal bodoh seperti itu, membunuh orang yang dicintainya. Dava terus menggelengkan kepalanya menolak, tangannya masih berada di dalam genggaman kuat tangan Ayuka.
"Aku janji kita akan bertemu lagi" Ucapnya membujuk Dava agar mengikuti permintaannya.
"Bohong".
"Tidak. aku jujur padamu. Kau masih ingat dengan yang pernah diucapkan Nata?".
"Mana mungkin itu bisa terjadi". Ucap Dava setelah mengingat apa yang pernah diucapkan Nata tentang Ayuka.
"Aku sudah janji padamu!, aku tidak mungkin mengingkari janji. Apa kau pernah melihatku mengingkari janji?".
Dava masih terdiam.
"Lakukan Dava! atau semua akan mati". Teriak Ayuka.
Dava menarik kata menghunuskannya tepat di jantung menembus hati Ayuka.seketika itu cahaya yang begitu terang menyilaukan mata memancar dari katana dan tubuh Ayuka. Cahaya semakin melebar, melenyapkan para iblis yang ada di sana termasuk raja iblis. Ia memaki maki akan membalas perbuatan manusia yang telah berani ikut campur. Ia berjanji melalu keturunannya, akan selalu membalas manusia.
Dava menekuk kedua lemah. Tubuhnya lemas semakin lemas saat melihat tubuh Ayuka yang berangsung menghilang. Ia berusaha memeluk tubuh yang masih tersisa ke dalam dekapannya.