"Malam yang sudah lumayan larut, hujan dan petir masih saling menyambut, apa kabar dengannya yang pulang dengan rasa takut" tulisnya di buku kuning yang sudah lumayan lusuh itu, ah iya hanya disana semua kisah dia tuliskan, entah berapa banyak kisah terpendam yang mampu dia tuangkan di beberapa carik kertas itu, yang jelas dia lebih suka menyimpannya sendirian.
"Sok puitis lo"
"Ganggu aja lo om"
"Buat siapa?"
"Kepo bet dah"
"Buset anak si jennie ni minta gue slepet"
"Om gue boleh pacaran gak?"
"GAK !!!!"
"dih...
"Anak gue gak ada yang boleh pacaran pas sekolah"
"Kan gue anak bunda bukan elo"
"Lo anak gue... Dari bayi lo sama gue, gak ada cerita ntr tu cowo nyakitin lo gimana? Gak mau gue, anak gue boleh pacaran kalau udah lulus sekolah"
"Pas kuliah?"
"GAK BOLEH"
"kan udah gak sekolah, KULIAH loh bukan SEKOLAH"
"Eh pitik, sekolah ama kuliah ya sama aja kali"
"Beda dong om, sekolah tu SD ampe SMA kalau kuliah tu perguruan tinggi"
"Lama lama bukan perguruan aja yang tinggi, darah gue juga ikutan tinggi ni"
Lisa hanya tertawa, mengoda Ali salah satu kesukaannya, Rosé dan Ali dua manusia yang cepat emosi tapi tidak cukup pintar untuk membuatnya takut, beda lagi dengan salsa, onty cacanya itu mampu membuatnya ciut hanya dengan sebuah tatapan tajam.
"Apasih anak mau tidur masih aja masuk masuk, ganjen banget ni laki"
"Papa cuman mau liat lisa ih, suujon ama laki dosa"
"Ciee ada yang jatuh cinta ni"
"Paan sik oca...
"Sama siapa?"
"Boleh?"
"Boleh dong"
"GAK ADA GAK BOLEH"
"apaan sih sayang"
"Salsaku sayangku cintaku ayaflu, gak ada ya lisa masih SMA kelas 2 lagi gak ada pacar pacaran"
"Udah 16 tahun kali Aliku sayangku cintaku ayaflu"
"HUEEEKKK MUAL GUE, udah sono bedua laki bini keluar"
"Ini rumah gue kalau lo lupa" geramnya.
"Oca sayangku cintaku ayaflu, klen bedua berisik yuk cus keluar aja"
"Awas lu ye pitiiiikkk"
Lisa mendorong dua pasangan alay itu keluar dari kamarnya, bukannya dia tidak suka, malah sangat suka dengan adegan absurd dari keluarga ocanya ini, tapi dia lagi ingin sendiri sekarang, tidak mau diganggu.
Drrtttt drrrttt drrrtt.
"Halo ruby, lo udah nyampe? Tadi macet gak? Petir gak? Lo gak papa kan?"
"Satu satu dong nanyanya"
"Video call"
"Gue belum pakek baju"
"Lah ngapain kok gak pakek baju...jangan jangan lo..."
"Kan jorok banget otak lo, gue abis mandi"
"Oh... Kirain"
"Lo dingin gitu bisa cerewet juga ternyata, kenapa gak dari awal gini kan gue..... Suka"
DEG !
"Paan sih lo gaje"
"Gue gak papa kok, tadi tu cuman sekali petir tapi gue kuat kuatin aja sampe rumah"
"Syukur lah"
"Masih mau VC?"
"lo mau?"
"Tapi gue pakek daleman doang"
"YAAAAAAA RUBYJANE"
"hahahahahaha..... Yaudah lo tidur gih udah malem"
"Yaudah gue tidur dulu, lo juga, pakek baju dasar cewe mesum bisaan aja lo telanjang mau tidur"
"Serah gue, badan badan gue"
"Au ah"
Tut tut tut tut...
Lisa mematikan telphone itu sepihak, senyum itu terukir jelas di parasnya, entahlah yang penting dia hari ini merasa bahagia.
BRAKKKK
"ALLAHUAKBAR...
"KAKAK..."
"Bunda... Brutal banget buka pintunya jadi kaget"
Jennie menangis memukuli dada anaknya, rasa kesal dan lega bercampur sedemikian rupa, demi apapun lisa sungguh membuatnya takut.
"Kamu jahat sama bunda, gak ngabarin"
"Eh iya loh bun lupa, maaf ya sayangnya akuuuuuuu"
Lisa menciumi setiap inci wajah ibunya itu sampai ke bibirnya, rutinitas favoritnya, membuat jennie kembali diam dari rasa takutnya itu gampang untuk lisa, hanya kecupan dan pelukan, itu saja.
"Bunda aku udah makan?"
"Belum...
"Heh marahin dek, masa bunda belum makan"
"Usap usap kakak"
"Lagi bandel ya dek, gak boleh ya kasian bunda"
Jennie tersenyum melihat tingkah anaknya yang 100% mirip dengan suaminya, manobannya.
"Bunda tidur sini ya kak"
"Boleh dong dengan senang hati princess"
Memang di rumah salsa disedikan kamar khusus untuk lisa, anak yang sudah tumbuh lebih baik walaupun tanpa kasih sayang dari ayahnya, dalam kekurangannya dia masih anak yang ceria.
"Bunda....
"Hmmm?"
"Kakak boleh pacaran?"
"Kakak punya kenalan cowo?"
"Punya...
"Namanya siapa?"
"Yoyo..bunda jangan marah ya"
"Ngapain bunda marah?"
"Om Ali gak boleh kakak pacaran"
"Kenapa? Alasannya apa?"
"Taku kakak disakitin cowo"
"Om Ali begitu karna sayang sama kakak"
"Tau sih bun tapi kan...."
"Bunda gak larang kamu pacaran, tapi jangan kelewatan ya nak, jangan kayak...
"Bunda udah ya, masalalu bunda buat bunda aja, jangan bunda ungkit ungkit karena masalalu bunda gak masuk pelajaran sejarah jadi gak untuk dikenang"
"Anak ini... Jadi gemes"
Jennie menciumi pipi lisa, mengelus rahangnya dan mengendus rambut yang selalu wangi stawberry itu, bahkan semua pada dirinya cetakan pas dari suaminya.
"Kemaren kakak tolak yoyo gara gara inget belum ijin sama bunda"
"Kakak suka?"
"Dikit...
"Kalau dikit jangan dulu sayang"
"Kenapa bun?"
"Nanti putus eh malah musuhan"
"Tapi kakak pengen kayak jisoo ama boby bun, bisa kekantin bareng, nonton bareng, makan dibayarin"
"Masih mau makan dibayarin sementara uang di ATM kamu tu digitnya ampe gak keitung lo sayang"
"Heh beda rasa bunda...
"Kakek kamu ngasih duit sebulan gak tanggung2 biar kamu gak ngemis ke cowo ya"
"Subhanaullah bunda lisannya"
"Kamu tu abisnya ngebelin"
CUP !
"Bunda aku mau punya pacar kek bunda"
"Bunda kan pacar kamu seumur hidup"
"Nah aku minta mobil bun"
UHUKKKK !
"Bunda gak papa?"
"Gak papa iya gak papa..."
"Gimana bun?"
"Mau mobil apa?"
"VW kodok tahun 90'an"
"HUH?"
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Ruby menatap hanphonenya, tersenyum melihat sebuah foto dari sosial medianya, sudah dari lama dia mengincar wanita itu, mencari dia sekolah dimana dan kelas berapa, saat dia menemukannya dia tidak akan melepaskannya, iya dari ruby untuk Aleeshanya.
"So hot Aleesha, i'm in love with those gurl"
Ruby mengelus bibirnya lembur, bekas ciuman itu masih sangat terasa disana, dia sudah lama dalam perasaan salah ini.
"Sampai bertemu esok pagi, cantiknya ruby"
Panggilan itu, sudah sedikit dia sukai, biar saja sekarang suatu saat dia akan mengambil alih hati itu, jika sekarang nama JENNIE hanya untuk orang yang dicintainya saja, suatu saat dia akan masuk dalam list wanita penting dihidupnya itu, dia janji.
"Aaaisssh wanita ini bisa gila gue lama lama"
Masih banyak lagi foto yang tersimpan di hanphonenya, lisa yang terkenal disosial media mampu membuat hatinya berpacu lebih cepat dari biasanya, ruby mencintai wanita, iya itu kenyataannya, setelah ayahnya meninggalkan dia dan memilih untuk pergi dengan wanita lain, semenjak itu kebencian membara di hatinya untuk seorang laki laki.
"Lo akan bertekuk lutut sama gue lisa, tunggu aja"