"Ahh ... Apaan sih Ma?" Nadya benar-benar tidak mengerti, hampers besar berisi kue-kue kering dari bakery ternama itu sudah mendarat meja ruang tamu rumah mereka.
"Ini buat calon mertua kamu, gimana sih?" Terry membelalakkan matanya dengan gemas, ini anak gimana sih? Heran dia.
"Ah, Ma!" Nadya mendecih kesal, sebesar itu? Nadya harus bawa hampers sebesar itu? Astaga! Ribet amat sih?
"Ayolah, ini demi kamu juga kok," Terry mencolek bahu Nadya yang duduk lemas di kursi. Tentu ia harus menampilkan kesan baik dan manis di depan calon mertua bukan?
'Demi aku?' Nadya hendak membantah, namun ia sudah terlanjur malas dan tidak berniat untuk mendebat lagi. Ia bersandar di kursi sambil memijit keningnya. Kenapa harus seribet ini sih? Baru juga mau nikah.
"Ayo sana, mandi dandan yang cantik terus berangkat ke rumah calon mertua sana," Terry sudah menarik tangan Nadya ketika kemudian salah satu asisten rumah tangga Terry melangkah mendekati mereka.