"Akhirnya nongol juga, Bos!" sapa Rangga ketika Bara dan Septi melangkah masuk ke dalam kedai. Memang semenjak bertemu dengan Kirana di cofee shop ini, Bara belum pernah kesini lagi, baru hari ini, setelah semua masalah pelik dan rumit dan ia hadapi gara-gara wanita gila itu selesai.
"Iya nih, mumpung agak free, jadi mampir," Bara membawa Septi duduk di salah satu meja kosong, "Mau kopi apa, Tuan putri?"
"Gayo deh," Septi tersenyum, ia benar-benar sudah rindu dengan suasana dan cita rasa kopi di sini.
"Oke, wait for a moment, please!" Bara membungkuk sebagai tanda hormat, lalu berbalik dan meninggal Septi di mejanya.
Septi mengulum senyum melihat betapa manis sikap Bara kepadanya itu. Dia memang laki-laki yang lain daripada yang lain. Dari mejanya, Septi menatap sekitar, memandangi kedai yang lumayan ramai sore ini.