Pagi ini, Arvan berangkat sekolah tak sesemangat seperti biasa karena kejadian semalam sangat mempengaruhi suasana hatinya. Dia berjalan perlahan sambil memasukan kedua tangan ke dalam saku celana. Tatapannya tertunduk ke bawah, langkahnya memecah kesunyian di dalam koridor yang sepi itu karena belum dipenuhi para siswa. Meski sedang tak bersemangat, Arvan tetap berangkat pagi-pagi sekali seperti biasanya.
Setibanya di kelas, Arvan membuka pintu dan terbelalak karena menemukan Larisa sedang duduk manis di kursinya. Gadis itu sudah tiba di kelas dan ini hal yang sangat langka karena biasanya Arvan yang datang pertama kali.