Raut muka Mika berharap cemas menanti kelanjutan jawaban dari Doni. Mika tak tahu bahwa sebenarnya Doni hanya bermaksud menggodanya. Beberapa detik kemudian, Doni meluluskan pandangannya lalu tertawa.
"Haha.. gitu aja tegang amat kamu!"
"Ais! Kirain apaan. Mas ini nakutin tau!"
"Haha.. mukamu gemesin kalo gitu. Sumpah. Aku gak bisa berhenti ketawa. Tau gitu difoto ya.."
"Argh! Asem kamu, Mas. Masih pagi ini."
Doni menghentikan tawanya. Menarik napas dalam-dalam lalu menetralkan pernafasannya. Kali ini dia serius bertanya pada Mika.
"Mika, aku semalam gak bisa telpon kamu. Kenapa? Mika masih marah sama Mas? Mas serius nih tanya."
"Oh. anu, Mas. Bukan begitu. Semalam, Mika juga mau telpon, tapi.."
Dalam hati Mika, aku jawab serius ya Mas, tapi please jangan dikerjain lagi ya. Mika juga capek kalo ngambek terus sama Mas. Toh Mas Doni malah cengengesan aja, kayak gak terjadi apa-apa. Ya udah, Mika juga gak nganggep serius persoalan kemarin kok.