Chereads / TERSISIHKAN / Chapter 5 - HIDUP DAN MATI

Chapter 5 - HIDUP DAN MATI

Pukul sembilan malam, ketika Sekar membuka mata , ia sudah berada di ruang perawatan. Ia melihat Dimas duduk manis sembari tersenyum melihat Sekar. Jika kalian lupa siapa Dimas . Ia adalah laki laki yang mau menerimaku apa adanya untuk saat ini dan semoga selamanya .

Oprasi sekar berjalan lancar . Tanpa memberi tahu siapapun . Sekar menjalani oprasi antara hidup dan mati sendirian .Tanpa di sadari menetes air mata Sekar . Lamunanya terpecah ketika suster mengantarkan makan malam ke kamarnya .Tanpa di komando Dimas pun bergegas mengambil semangkuk bubur ayam dan menyuapi Sekar .

Dimas datang ketika Sekar hampir memutuskan kabur dari ruang dokter . Seketika itu telpon genggam sekar berdering . Dimas menelepon , menanyakan Sekar sedang dimana . Sekarpun menjelaskan keadaanya, bahwa ia harus oprasi hari ini juga ,tapi bingung siapa yang akan tandatangan di surat persetujuan . Tanpa bertanya panjang lebar Dimas bergegas menyusul ke rumahsakit . Dan oprasi berjalan.Untuk pertama kalinya Sekar dirawat dirumahsakit. Pengalaman pertama ia di pasang infus , ambil darah . Syukur keadaan Sekar masih di bilang stabil ketika itu .Masuk keruang oprasi , beberapa jam kemudian .

Dimas tidak banyak bertanya , mungkin ia sudah di beritahu oleh dokter akan kondisiku. Teringat ketika aku masuk ugd , dokter bertanya keberadaan suamiku . Iya, statusku masih menikah . Aku belum mengurus surat pindah semenjak bercerai dengan suamiku .Itu kenapa aku bisa oprasi di rumahsakit dengan aman.Semua seperti sudah tertulis di cerita takdir . Ketika dokter ingin menelepon suamiku pun aku meminta bantuan kepada Gilang, aku memaksanya untuk membantuku kali ini .Gilang pun mau dan berbicara kepada dokter bahwasanya ia tidak bisa pulang dari luar pulau saat ini . Penuh kebohongan, cerita semua di dukung oleh pihak pihak yang terkait . Dimas dan Gilang memang sudah kenal dari dulu . Dan Dimas adalah teman sekolahku dulu. Benar benar keajaiban , semua seperti di permudah . Step by step berjalan dengan aman dan tidak mencurigakan .

Aku masih di kelilingi orang baik . Lihat Dimas tanpa pamrih mau menerima beban tanggungjawab tanpa berpikir dua kali . Banyak kemungkinan buruk dari oprasi ini . Tapi ntah kenapa aku tidak khawatir akan apapun . Hanya saja ketika aku sudah berbaring di atas ranjang teringat akan kedua orang tua . Mungkin mereka tidak peduli akan kehidupanku sebelumnya , tapi orang tua mana yang ketika melihat anaknya terbaring tak berdaya akan diam saja .Aku belum berani untuk memberitahu siapapun . Menahan rasa sakit dan sisa sisa bius yang ada di tubuhku aku memaksakan mulutku menerima suapan dari Dimas .

Untuk anakku , selamat jalan . Maafkan kebodohan ibu . Ampuni ibu atas semua ini . Yang tenang disana sayang. Ibu akan selalu mendoakanmu . Malu ketika aku memanggil diriku sendiri ibu , sebab aku sangat tidak pantas untuk menjadi seorang ibu . bahkan hanya sekedar menyebutnya pun aku tidak pantas .