Bahan makanan yang ada di dalam lemari es sangat lengkap dan banyak, semua sayur-sayurannya tampak segar dan baru.
Jian Yiling merebus sop ayam dan memasaknya dengan api kecil.
Jian Yuncheng memerlukan tambahan nutrisi.
Makanan kedua yang disiapkan oleh Jian Yiling adalah hidangan yang dipotong tipis-tipis.
Makanan tersebut dibuat dengan cara memotong tipis semua jenis bahan makanan yang berbeda, cara membuatnya sangat menguji kemampuan seseorang saat menggunakan pisau.
Pembuatannya memerlukan teknik dan juga membutuhkan kesabaran.
Membuat makanan tersebut cocok bagi Jian Yiling untuk melatih keterampilan tangannya. Walaupun teknik memotong sayur dan melakukan operasi tidak sama, tetapi memiliki teknik yang sama untuk latihan.
Jian Yiling mengambil bahan makanan yang diperlukan untuk membuat makanan tersebut, yakni daging babi, dada ayam, rebung, jamur dan sosis.
Semua bahan makanan tersebut sangat mudah ditemukan, dan semuanya ada di dalam dapur Keluarga Jian.
Setelah memotong bahan makan, Jian Yiling lalu mengukusnya.
Dan yang terakhir ada okra rebus, makanan hijau yang juga sangat penting untuk Jian Yuncheng.
Ketika menunggu sop ayam dan kukusan makanan kedua matang, Jian Yiling yang ada di samping meja makan terlihat mengambil laptopnya dan mulai sibuk.
Sekitar satu jam kemudian, sop dan juga makanan yang lain sudah matang.
Kedua hidangan serta satu porsi sayur sop itu sudah lebih dari cukup untuk menambah nutrisi Jian Yiling dan kakaknya.
Jian Yuncheng terlihat baru turun dari lantai atas, karena sudah lebih dari 1 jam, dan dia merasa orang yang mengantar makan hari ini sangat lambat.
Ketika Jian Yuncheng turun, dia melihat ada makanan yang masih panas di atas meja, aromanya pun terasa lezat.
Aroma makanan itu sangat menggiurkan dan membuatnya jadi nafsu makan.
Jian Yuncheng juga sudah sangat lapar, jadi dia makan 2 piring dan menambah sop ayamnya.
Jian Yuncheng harus mengakui kalau tempat Jian Yiling memesan makanan kali ini sangat enak, walaupun butuh waktu yang sangat lama untuk mengantarnya, tetapi kelezatan seperti ini pantas untuk ditunggu.
###
Setelah makan, Jian Yiling kembali ke kamar dan membuka satu persatu kotak kirimannya, kotak pertama adalah kamera mini 4g.
Bentuknya kotak, dan tidak lebih besar daripada rautan pensil.
Ada kartu memorinya, dan bisa langsung terkoneksi dengan HP menggunakan hotspot.
Jian Yiling lalu meletakkannya ke dalam tas.
Kemudian dia membuka kiriman kedua, yang merupakan benang wol hitam dan jarum sweater.
Jian Yiling mulai merajut setelah benang wol dimasukkan ke jarum, dia menggunakan jarum yang paling sering dipakainya dulu.
Dia tidak merajut semuanya sekaligus, setelah merajut sebentar, dia lalu pergi ke ruangan belajar dan melakukan hal yang lain.
Dia lebih suka untuk bekerja sambil sesekali beristirahat, agar dia otak dan tangannya bisa saling bekerja dalam waktu yang sama.
Ketika jam 11, Jian Yuncheng datang ke ruangan belajar Jian Yiling untuk melihatnya.
Namun dia malah melihat Jian Yiling tertidur diatas meja.
Demi mengejar waktu, Jian Yiling tidak tidur dengan teratur selama seminggu ini.
Setiap hari setelah belajar dengan Qin Chuan, Jian Yiling kemudian pergi ke kamarnya sendiri dan sibuk sampai tengah malam, dan waktu tidurnya hampir sama dengan Jian Yuncheng.
Melihat Jian Yiling tertidur dengan nyenyak, kening Jian Yuncheng terlihat mengerut dalam.
Wajah kecil yang tampak putih itu terlihat begitu lelah dan lesu.
Dalam beberapa hari ini, Jian Yuncheng mengatur jadwal Jian Yiling dengan sangat padat, dan tidak memberikan banyak waktu istirahat untuknya, jadi bagaimana mungkin Jian Yiling tidak lelah?
Jian Yuncheng lalu berjalan ke depan meja belajar dan memeluk Jian Yiling, dia berencana untuk membawanya ke kamar agar bisa beristirahat.
Namun siapa saat dia baru akan memeluk adiknya itu, Jian Yiling langsung bangun dan tampak terkejut.
Badan Jian Yiling secara naluriah meronta-ronta, dan sepasang mata itu terlihat penuh dengan ketakutan.
Sampai Jian Yiling melihat orang yang menyentuhnya adalah Jian Yuncheng, barulah ketakutan dalam matanya perlahan-lahan menghilang dan menjadi tenang.
Jian Yiling tidak terbiasa bersentuhan dengan orang lain.
Sebagai seorang dokter, Jian Yiling tahu ini karena pada saat dia masih kecil, dia tidak terlalu dekat dengan anggota keluarganya.
Meskipun dia mengetahui penyebabnya, namun dia juga tidak bisa mengubahnya.
Ketakutan dan kepanikan Jian Yiling membuat Jian Yuncheng sangat terkejut.
Dalam sekejap, Jian Yuncheng dapat melihat kalau di dalam tatapan Jian Yiling ada ketakutan yang tidak pernah lihat dia lihat sebelumnya.
Walaupun sekarang Jian Yiling sudah tidak meronta seperti sebelumnya, tapi Jian Yuncheng masih bisa merasakan kalau semua saraf Jian Yiling sangat tegang dan ketakutan.