Dia menyerangnya dalam keadaan tidak siap!
Tubuh Qiao Mu begitu kaku hingga dia tidak berani bergerak sedikit pun, seluruh tubuhnya memerah, tidak mampu menyembunyikan rasa malu di hatinya.
Meski ini adalah kedua kalinya, rasa sakit di tubuh masih terasa seperti terkoyak.
Air mata Qiao Mu mengalir deras seketika.
"Li Yan, kamu bajingan!!"
"Kenapa? Kamu tidak menyukainya?" Suara pria itu terdengar parau, dengan senyuman yang menawan dia bertanya lagi, "Atau, itu tidak memuaskan selera beratmu dan membuatmu sangat tidak bahagia? Apakah itu benar, Keponakanku?"
Qiao Mu tidak bisa berkata-kata, "…"
Panggilan 'keponakan' tersebut memiliki makna yang provokatif, seperti sepanci air panas yang memercik di tubuh Qiao Mu.
Segera setelah itu, ciuman Li Yan jatuh pada tubuhnya, menyeka air matanya dan membuatnya terengah-engah.
Rasa sakitnya hilang, dan semua inderanya dipenuhi dengan rasa yang asing.