"An'an, kamu tenang, ya! Kakek akan mencoba mengatakannya…."
Kakek Beiming tidak bisa mengambil napas, badannya mulai gemetar. Ia tidak sengaja menyentuh saluran listrik yang ada di lantai dan tersetrum dalam waktu yang sangat singkat.
Ji An'an panik dan langsung mendekati Kakek Beiming seraya berteriak memanggil pelayan!
...
Kondisi di rumah Beiming menjadi sangat kacau dan panik.
Sampai malam hari, Ji An'an masih tetap berdiri di pintu dan tidak berani pergi. Ia berjongkok di lantai sambil membelakangi dinding. Wajah kecilnya pun tenggelam ke sela-sela lututnya.
Ji An'an merasa bahwa masa depannya bagaikan jalan buntu. Tepatnya, ia sudah berjalan sampai bagian akhir dalam hidupnya.
Setelah menggugurkan kandungannya, tubuhnya sangat lemah dan bagian perutnya masih samar-samar terasa nyeri yang membuat tubuhnya tidak nyaman.
