Hujan deras serta awan hitam meliputi kota Sathenberg malam itu
Dan jauh dari keramaian kota tepatnya didalam hutan terlarang Sathenberg terlihat seorang gadis yang menangis tersedu sedu meratapi nasibnya yang malang serta takdir yang tak berpihak kepadanya
Merutuki kebodohannya sehingga nyawa sang adik kembali kepangkuan sang maha kuasa...
"TIDAK, INI TIDAK MUNGKIN"
Berteriak meluapkan kesedihan dan kemarahan didalam hati
"INI TAK ADIL UNTUKKU"
Semakin meraung memeluk tubuh sang adik yang sudah sedingin es tak jauh berbeda dengan keadaannya yang sudah basah kuyup terkena air mata sang langit yang seperti ikut bersedih atas kemalangan yang dia rasakan
"Tuhan kemana bahagiaku, kau begitu tak adil pada diriku KENAPA TUHAN!"
Putus asa atas keadaannya dan menuntut serta bertanya dimana kah keadilan Tuhan
Dimana kah yang katanya Tuhan begitu penuh kasih dan adil terhadap hambanya
Dia berpikir selalu ada kebahagiaan setelah kesedian, tapi sepertinya kesedihan dan kepedihan yang dia rasakan
Semua berkebalikan, kebahagiaan nya diambil dan direnggut
"kau merampas dan mengambil semuanya dariku APA SALAH KU, aku selalu taat beribadah dan berdoa kepadamu tapi kenapa ini yang aku dapat KENAPA TUHAN!"
Candice yang malang menaruh perlahan kepela adiknya direrumputam yang basah kemudian berdiri menatap langit
Hujan semakin deras angin pun bergemuruh riuh menambah kesan yang sangat dalam atas kemarahan dan kekecewaan candice
"Apakah orang baik selalu seperti ini? Aku takkan melupakan kejadian ini, aku tak mau lagi diinjak dan direndahkn seperti ini pengharapanku padamu hilang dan tak tersisa lagi..."
Menarik napas yang panjang lalu kembali berucap
"aku takkan percaya padaMu lagi Tuhan dan bersumpah akan membalas semua perbuatan jahat manusia pada diriku ini DENGARKAN SEMUA PERKATAAN KU INI, AKU BUKAN HAMBAMU LAGI!"
Petir petir menyambar, hujan semakin lebat
Alam seakan mendengar perkataan candice dan mendukung semua itu
Candice pun terduduk lalu mengangkat jenasah adiknya -Juliana-
Dan kembali berjalan semakin masuk kedalam hutan yang lebat itu tanpa menyadari
Ada banyak pasang mata yang mendengar dan menyaksikan semua yang dia katakan dan dengarkan
Sementara itu
Dirumah megah dan mewah yang terlihat ramai
Para penghuni rumah sedang duduk berbincang diruang makan dengan penuh sukacita
"Kita telah berhasil mengambil kembali apa yang menjadi milik kita"
Senyuman jahat terpatri diwajah wanita paruh baya yang sudah keliatan lipatan lipatan yang membuat wajahnya terlihat tua
"Benar sekali mama, aku dan james sudah tak tahan bersembunyi terus menerus dari kedua tikus kecil itu"
Berambut blonde panjang sampai pinggang, lensa mata berwarna hazelnut menambah kecantikannya itu adalah Sibungsu dari keluarga Lewuel Anastasia Carmenita Lewuel yang akrab disapa carmen
"benar sekali itu Carmen aku lelah terus bersembunyi ayolah Aku dan Carmen adalah anak mama dan papa tapi kenapa kalian lebih sibuk mengurus Candice dan Julianna yang hanya keponakan kalian"
Kali ini Jameston Dirga Leuwel yang akrab disapa james
Rambut berwarna Coklar karamel dengan lensa yang mengikuti ibunya berwarna hijau terang membuatnya nampak seperti dewa yunani yang sangat gagah dan tampan
Sepertinya keluarga Leuwel tengah berbincang satu sama lain mengenai kejadian siang tadi yang tak mengenakan sama sekali
Jadi singkat cerita James dan Carmen adalah sepupu dari Candice dan Julianna
Ayah james yaitu Persofrans Leuwel yang waktu itu bekerja dibawah naungan keluarga Smith bertemu dengan anak bungsu keluarga smith yaitu Frederica Smith yang adalah anak keempat dari Mr.Smith dan Mrs.Smith
Keluarga yang sangat rukun, harmonis dan bahagia
Mr dan Mrs Smith dikaruniai 4 anak
2 laki-laki dan 2 perempuan
Masing masing dari mereka sudah berkeluarga
Yang pertama adalah Edgar dan Angel yaitu dikaruniai 2 anak perempuan yaitu Candice dan Julianna
Kedua Aaron Kenedict dan Susan smith dikaruniai satu anak tunggal perempuan yaitu Jessica
Ketiga Cornelius Smith dan Trivena Lovis dikaruniai 3 orang anak yang pertama adalah Dominic dan sikembar Gevariel dan Gemma
Terakhir adalah Persofrans Leuwel dan Fredireca Smith yaitu ayah dan ibu dari Jameston dan Carmenita
Itulah keluarga Mr dan Mrs smith
Mungkin didepan terlihat semuanya baik-baik saja tapi kita tak tau setiap isi hati manusia....
"sudahlah lebih baik kita nikmati jamuan makan malam ini nenek sudah lelah akibat kejadian tadi, tapi nenek rasa mereka pantas mendapatkannya"
Mrs.Smith menengahi Dan mereka kembali menyantap makan malam dengan khidmat tanpa menyadari malaikat kematian tengah menanti jiwa jiwa dari para pendosa seperti mereka...