Chereads / Maryam / Chapter 4 - Part 03

Chapter 4 - Part 03

"Jangan menilai seseorang dari penampilan. Yang berhijab memang belum tentu ta'at. Tapi yang ta'at, pasti akan berusaha untuk berhijab."

***

Satu bulan berlalu, Maryam resmi diterima menjadi pembantu tetap oleh Bibi Mus. Benar dugaan Maryam dulu ketika ia belum terima kerja disini. Banyak pelayan yang membersihkan' rumah ini, ada yang bekerja sampai malam hari itu hanya berguna untuk pembantu seperti dirinya, yang menetap dirumah ini. Ada pembantu yang bekerja diparuh waktu, pembantu yang bekerja diparuh waktu orang yang tinggal tak jauh dari sini.

Tapi Maryam heran, rumah sebesar ini berisi cuman satu orang yaitu; nona muda. Maryam pernah mendengar cerita dari teman sesama pembantu disini. Nona muda nya itu udah menikah, tapi sayang sang suami jarang berada dirumah nya, menemani sang nona muda. Entahlah hubungan suami istri macam apa itu? Sang suami rela meninggalkan istrinya sendirian di rumah yang sedang mengalami sakit. Nona muda nya itu mengalami lumpuh permanen dikedua kaki nya. Karena itu sang nona muda jarang turun kebawah, sang nona muda hanya berdiam diri dikamar utama di lantai atas.

"Maryam tolong gantikan aku." pinta Alsi, salah satu pelayan di sini. Alsi pelayan pribadi Nona muda. Bibi Mus mempercayakan Alsi untuk melayani nona muda, sama seperti bibi Mus. Karena Alsi termasuk pelayan yang paling lama dirumah ini, setelah bibi Mus.

"Bibi Mus kemana?"

"Bibi Mus, sedang belanja soalnya nanti malam akan datang Tuan, suami nya Non Shila."

Oh, sekarang Maryam sudah tau kalau nama Nona muda nya itu Non Shila. Nama yang cantik mungkin wajah nya cantik juga. Pikir Maryam.

"Enggak, aku takut dimarahin bibi Mus. Karena mengantikan mu untuk mengasih sarapan kepada Non Shila."

Maryam sengaja menolak karena seminggu yang lalu ada kejadian. Dimana bibi Mus marah kepada Devi karena mengasih sarapan tanpa bibi Mus ketahui. Bukan nya tanpa alasan bibi Mus marah, bibi Mus tau kalau non Shila itu tidak suka ada orang masuk kedalam kamarnya. Kecuali orang yang udah dekat dengan Non Shila.

"Ayolah Maryam bantu aku ya, ya? Massa kamu gak kasian sama aku? Aku udah bantu kamu lho" bujuk Alsi, hingga menyebut - nyebut bantuan ketika Maryam ada masalah kemaren.

Maryam tak tega menolak ketika Alsi menyebut kebaikannya kemaren. Hanya Alsi lah yang mau berteman dengan dirinya. Pembantu yang lain tak ada yang mau berteman dengan dirinya karena masalah itu.

Masalah dimana Maryam melapor ke Bibi Mus bahwa ada salah satu pembantu yang menyelusupkan pria kedalam kamarnya. Waktu itu Maryam yang terjaga ditengah malam, untuk sholat malam mendengar suara pria disebelah kamarnya. Karena perasaan takut kalau suara pria itu maling, Maryam dengan keberanian nya. Maryam keluar dari kamar menuju kamar Bibi Mus.

Ketika bibi Mus mengetahui hal itu yang Maryam laporkan. Dengan segara bibi Mus dan pak Maman - suami bibi Mus, menuju kamar yang terletak disebelah kamar Maryam. Pak Maman segera mengobrak pintu kamar itu. Ketika mendengar suara aneh, pak Maman takutnya salah satu pembantu disini diperkosa oleh seorang maling. Ketika pintu terbuka, terpampang lah pemandangan yang tak senonoh.

Bibi Mus segara interogasi kedua orang itu yang melakukan hal yang tak senonoh. Ternyata atas pengakuan sang pria, wanita - pembantu disini mengajak pria itu masuk kedalam kamar dan melakukan hal tak senonoh. Karena itu bibi Mus memutuskan memecat wanita itu. Ketika bibi Mus telusuri lebih dalam wanita itu menyelusup kan pria dengan bantuan para pembantu disini juga. Salah satu nya pembantu yang bernama Devi. Semua pembantu yang membantu menyelusup kan pria itu tidak dipecat oleh bibi Mus, hanya dipotong gaji nya selama dua bulan.

Karena kejadian itu Maryam dibenci oleh pembantu disini. Kecuali Alsi. Bahkan ada yang tega mengerjai Maryam agar Maryam membuat kesalahan, ketika Maryam sudah melakukan kesalahan maka Maryam segara dipecat. Tapi untung saja Alsi membantu dirinya ketika kemaren membuat kesalahan, jadi karena itulah Maryam urung untuk dipecat oleh bibi Mus.

Kembali lagi ke Alsi yang terus saja merengek agar membantu dirinya.

"Baiklah, biar aku yang antre sarapan itu." akhirnya Maryam pasrah untuk mengantarkan sarapan itu. Ia sudah tak kuat mendengar rengek'an Alsi dari tadi.

Mata Alsi berbinar ketika Maryam menyetujui permintaan nya. Dengan segara Alsi memberi nampang yang berisi susu, nasi serta lauk pauk nya, dan juga buah.

"Emang kamu mau kemana?"

"Calon suami aku mau Vidio call hehehehe ... Udah sana kasi." Alsi tak mau memperpanjang kan, dengan segara Alsi mendorong pelan baru Maryam agar segara beranjak.

Maryam mendengus, dasar Alsi. Alsi memang mempunyai tunangan karena itu, ketika sang tunangan menelfon Alsi maka Alsi tak memperdulikan pekerjaan nya. Yang peduli hanya segera mengangkat telfon dari sang tunangan.

Maryam mengetuk pintu dihadapan nya dengan pelan. Perasaan nya tak karuan; takut, cemas, grogi, dan gugup. Perasaan nya sekarang campur aduk tak bisa diprediksi.

"Masuk."

Suara dari dalam membuat Maryam segera sadar dari keterdiam nya tentang perasaan itu.

Dengan pelan Maryam membuka kenop pintu. Ketika Maryam memasuki kamar itu, terlihat seorang perempuan yang duduk di kursi roda yang menghadap ke jendela.

"Maaf non, saya mau hantar kan sarapan non."

Suara itu berbeda. Shila mengepalkan tangannya, siapa yang berani melanggar peraturan yang ia terapkan.

"Siapa yang menyuruh kamu, menghantarkan sarapan saya?"

Hawa dingin disebabkan ac kini, makin dingin ketika suara dingin sang majikan mengalun di gendang telinga Maryam. Maryam cemas dibuatnya.

"Hmmm ..., anu non Alsi yang menyuruh saya non."

"Emang kamu pelayan baru disini?"

Maryam mengangguk "iya non."

"Kamu sudah tau kan peraturan disini? Emang bibi Mus kemana?"

"Bibi Mus pergi ke pasar non, belanja. Soal nya nanti kata Alsi suami non, akan datang kesini."

Shila membalikan kursi roda yang tadi menghadap ke jendela. Ia melihat pembantu baru nya yang sedang menunduk dengan memegang nampang yang berisi sarapan dirinya. Hijab, pandangan pertama yang Shila fokuskan. Tiba - tiba hati nya terenyuh, sudah berapa lama ia lupa dengan hijab itu? Sejak kejadian itu.

Shila segera tersadar, ketika pembantu baru nya itu berkata tentang suami.

"Suami?"

"Iya non."

Shila terdiam. Apakah masih ingat lelaki itu tentang dirinya? Atau hanya kasihan saja pria itu kepada dirinya? Karena itu, pria itu datang berkunjung kesini?!

Maryam segara meletakkan nampan yang berisi sarapan non Shila di meja sofa. Maryam tak tahu harus bagaimana sekarang. Lebih baik ia segera beranjak pergi dari kamar non Shila.

"Segera habiskan sarapan non. Saya mau undur diri, permisi." Maryam beranjak dari tempat nya.

Suara itu menyadarkan Shila dari keterdiam nya. Ah, iya ia belum tahu siapa pelayan baru itu.

"Siapa nama kamu?"

Maryam yang hendak menutup pintu segera berhenti.

"Saya Maryam non." seulas senyum ramah melengkung menghiasi bibir Maryam. Kemudian Maryam segera menutup pintu itu.

"Maryam" lirih Shila.