Chereads / Be Coldest / Chapter 3 - Bertanya

Chapter 3 - Bertanya

Bel masuk kelas telah berbunyi 1 jam yang lalu,pelajaran pertama hari ini adalah ipa namun guru ipa belum datang juga.Kelas menjadi gaduh ada yang lagi perang kertas yang dikepal menyerupai bola meriam,ada juga yang nyanyi dengan suara cempreng ditambah lagi keras banget emang ni tempat karaoke.Defa memanfaatkan jamkos ini untuk menanyakan soal Hana pada Tio,karena menurutnya Tio sangat akrab dengan Hana.

"Menurut lo anak kucir kuda yang nggak punya ekspresi itu gimana?"Tio mengalihkan pandangannya pada layar posel dan menjawab rasa penasaran Defa tentang Hana.

"Maksud lo Hana?"jawab Defa yang ditanggapi Defa dengan ber-o panjang.

"Emang kenapa?lo suka sama Hana?"Tio berbalik tanya.

"Emm…Boleh juga kalok jenjang percobaan boleh dicoba"

"EMANGNYA HANA BARANG SAMPEL YANG DENGAN MUDAHNYA DICOBA SAMA COWOK PLAYBOY KAYAK LO!!"Tio menaikkan nada suaranya terhadap Defa yang terkesan merendahkankan sahabatnya itu,untungnya perkataan Tio tidak menjadi pusat perhatian teman-temannya dengan kondisi kelas yang berisik.

"Santai bro!Gua bukan cowok sebejat itu,yah meskipun emang bisa dibilang disekolah sebelumnya gua juga main perempuan sih"kata Defa sambil meringis tanpa dosa.

"Sudah kuduga dia playboy" batin Tio yang merasa bangga akan tebakannya menerawang sekilas wajah Defa seolah-olah dia cenayang."Gue nggak akan biarkan lo deket sama Hana klok cuman buat koleksi mantan"kata Tio yang terlihat marah.

"Tenang aja bro gue udah insyaf kok!klok masalah si Vani dianya aja yang kecentilan,gue mah nggk pernah tertarik sama dia.Sejak pertama gue datang ke sini gue hanya merasa penasaran sama Hana.Jadi…bantu gua deketin Hana ya"Tio menatap Defa tajam dan mempertimbangkan kata-kata yang akan ia putuskan.Tak sempat menjawab permintaan Defa,akhirnya bel istirahat berbunyi.Tio akhirnya pergi meninggalkan Defa yang masih penuh harapan menunggu jawaban darinya.

"Beb…ke kantin yuk!"Ajak tio pada Megi.Seperti biasa disaat ia dan Tio akan ke kantin selalu membujuk Hana agar dapat pergi ke kantin bersama mereka.Namun Hana menolak dengan lembut ajakan kedua sahabat tersayangnya itu.Mereka pergi meninggalkan Hana sendiri sambil menyumpal telinganya dengan headset dan membaca novel.Bersamaan dengan itu Defa hanya memperhatikan Hana dari jauh,ingin mendekatinya namun ia takut membuat gadis itu marah.Entah mengapa rasa ingin Taunya sangat besar terhadap Hana.Padahal disekolah sebelumnya ia dengan mudah mendekati gadis yang terlihat menarik baginya.Meskipun ia memiliki banyak mantan dan pengalaman dalam hal percintaan,tapi tak ada satupun gadis yang dapat meluluhkan hatinya.Karena disekolah sebelumnya jika ada cowok yang tidak memiliki pacar akan menjadi bahan ejekan,dengan pesona yang dimilikinya dengan mudah ia mendapatkan pasangan.Tapi Hana berbeda dengan para gadis yang pernah ia dekati.Defa melamun mencoba menebak tentang Hana,akhirnya ia tersadar dari lamunannya dan mengejar Tio di kantin ingin meminta jawaban akan permintaan Defa yang belum Tio jawab.

Defa menyusuri koridor yang terlihat ramai dengan para siswa yang lalu-lalang masuk kelas,dengan berlari kecil ia tak menghiraukan para fans girl yang meneriakinya.Setelah masuk kantin ia hanya berdiri di depan pintu kantin sambil mencari-cari keberadaan Tio dan Megi.

"Ketemu…"batin Defa dengan perasaan bahagia dan dia menghampiri pasangan kasmaran itu di bangku sebelah barat.Belum juga sampai di bangku Tio ada seseorang yang menggelayut manja di lengannya,dan ternyata Vani.

"Pangeran nyariin aku ya!Ih…so sweet deh!"suara Vani yang cempreng dan nyaring membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Apaan sih lo sambel orek!Sukanya nempel badan orang sembarangan aja!"kata Defa yang merasa jijik dengan sifat centil Vani.Ia melepas paksa lengannya yang dirangkul erat oleh Vani.Defa meninggalkan Vani yang uring-uringan nggak jelas kepadanya.

"Gua gabung sama lo ya!"kata Defa kepada Tio dan Megi yang sedang makan bakso.Megi membalas perkataan Defa dengan senyuman,sedangkan Tio membalasnya dengan plototan tajam karena telah mengganggu mereka berdua kencan.

"Kenapa lagi lo?"tanya Tio dengan tangan dilipat di atas dada dan dengan raut wajah kesal.

"Santai lah bro…Gue cuman ingin minta jawaban lo tentang permintaan gue tadi di kelas"dengan wajah penuh harapan ia menatap Tio yang berada di sebelahnya.Tio menghela nafas berat setelah mendengar perkataan Defa.

"Pertama,lo selesaiin masalah lo sama Vani.Kedua,penyakit playboy lo jangan sampai kumat lagi.ketiga,lo jangan pernah buat Hana nangis.Keempat buat dia lebih Bahagia dan ceria.Kelima,jika lo bikin dia sakit hati maka lo akan gue kasih pelajaran"diiringi Tio yang meremas jari-jarinya yang terkesan mengintimidasi.

Megi menambahkan peringatan pada Defa"Gue sih setuju aja klok lo pacaran sama Hana,klok emang lo nyakitin dia ya…yang hancur ya lo-nya sendiri!"apa yang dikatakan Megi terkesan lebih mengerikan ketimbang peringatan Tio.Ditambah lagi Megi mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum miring,Defa seketika meneguk salivanya sendiri.

"Izin sama lo berdua udah kayak ngelamar ke mertua aja.Iya gue bakal perlakuin Hana sangat baik dan gue minta bantuan lo berdua ya buat ngebuat Hana bahagia"Megi dan Tio mengangguk bersamaan setuju dengan perkataan Defa barusan.

***

Bel pulang baru saja berbunyi para murid berhamburan pulang.Defa merapikan barangnya dan memasukanya ke dalam tas.Ia menatap lekat gadis yang membuatnya penasaran akhir-akhir ini.Hana pulang bersama kedua sahabatnya menaiki mobil milik Tio.Dari lubuk hati yang paling dalam sebenarnya Defa ingin mengajak Hana pulang bersama,namun ia sadar akan perjanjiannya dengan kedua sahabat Hana tadi siang.Akhirnya Defa mengelurkan motornya dari parkiran.Suara motornya menderu membelah jalan raya yang kala itu ramai dengan para murid yang pulang dari sekolah.

Perjalanan ditempuh Defa sekitar 30 menit.Ia memasuki perumahannyan yang ramai dengan lalu-lalang anak kecil yang bermain layangan disekitar jalan.Setelah memasuki halaman rumahnya dan memarkirkan motornya di garasi.Ia menapakkan kakinya pada rumah besar yang ia dan orang tuanya pernah tinggali dulu dan sederet kenangan masa lalu pada rumah yang telah lama mereka tinggalkan ini memutar kembali memori indah yang masuk terekam jelas dalam ingatan Defa.Bertolak belakang dengan suasana rumah saat ini.

SEPI SEAKAN TAK PERNAH ADA KEHIDUPAN.

Mungkin kalimat itu mewakili suasana rumah saat ini.Tak ada kakak maupun adik yang dapat membuat rumah suram ini sedikit berwarna.Bahkan orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.Ayahnya seorang direktur perusahaan besar "Hansen group" dan ibunya pemilik butik terkenal "Karin's boutique".Orang tuanya merupakan seorang pembisnis yang sukses dan cukup disegani.Namun sayang nasib anak tunggal mereka kurang akan kasih sayang dari orang tuanya hanya dimanjakan dengan harta.Bagi mereka harta dapat mewakili segalanya terutama kasih sayang.

Ia merebahkan badanya diatas kasur,coba menikmati kesunyian dan kesendirian yang semakin lama menyesakkan dada.Sosoknya yang manja kini berganti menjadi sosok lain yang pendiam dan sangat membosankan seperti menjadi orang lain.

Malampun tiba,Defa keluar dari kamarnya menuju ruang makan.Menatap makanan yang sudah siap dan menunggu dengan harap papa dan mamanya segera pulang menikmati makan malam bersama.Namun NIHIL sejak kepindahan mereka ke sini waktu akan Bersama seakan tak pernah ada sama sekali,jika di rumah yang dulu ada nenek yang menemaninya dan sekarang semua telah berubah.Ia memakan makanan yang kini telah dingin dengan perasaan kecewa dan perasaan yang tengah kacau saat ini.Pembantunya menatap malang tuan mudanya tanpa bisa melakukan apa-apa.Defa lelah menunggu dan setelah ia selesai makan,ia kembali ke kamar mengurung diri dan mengingat masa-masa indah Bersama keluarganya dulu.Dengan harap orang tuanya dapat kembali menjadi sosok penyayang seperti dulu.

"JIKA TAMPAK LUAR DIRIKU PENUH DENGAN KESEMPURNAAN,NAMUN DIRIKU SEBATAS ANAK KECIL YANG TERJEBAK DALAM TUBUH SEORANG REMAJA DENGAN HARAPAN PELUKAN HANGAT DAN KASIH SAYANG DALAM SETIAP HARIKU"(Defa Attala Hansen)