Kemudian giliran Min Gyu dan Min Young. Mereka memulai gerakan dansanya dan tepat saat mata mereka bertemu, seolah waktu sedang berhenti. Min Gyu menatap lekat mata Min Young. Entah mengapa Min Gyu merasa nyaman menatap mata Min Young hingga tanpa sadar, Min Gyu tersenyum kecil. Namun kemudian terbersit dalam benak Min Gyu bahwa tatapan mata yang dimiliki Min Young mirip dengan tatapan mata gadis yang menjadi cinta pertamanya. Pemikiran ini langsung membuat Min Gyu tersadar kembali lalu memutuskan kontak mata dengan Min Young dan melanjutkan koreografi hingga selesai. Guru Jang bertepuk tangan dan memuji Min Young dan Min Gyu karena sudah mengikuti saran darinya dengan baik, "Nice. Bagus sekali. Seperti itu seharusnya kalian menatap satu sama lain. Jika seperti ini maka aku pikir penampilan kalian sudah cukup sempurna. Teruslah berlatih sampai tubuh kalian seolah bergerak sendiri mengikuti lagunya. Dan jangan lupa menyanyilah saat kalian latihan koreografi karena kalian harus tampil live, tidak diperbolehkan lip-sync. Paham?".
"Nde" jawab mereka kompak.
"Kalau begitu aku pergi duluan" ujar guru Jang lalu beranjak pergi.
"Terima kasih banyak Ssaem" ucap mereka berganti – gantian yang hanya dibalas lambaian tangan oleh guru Jang.
Begitu guru Jang pergi, Min Young dan Yerin tumbang terduduk di lantai. "Ah, lelahnya. Sepertinya tulangku sudah melunak. Aku tidak sanggup berdiri lagi" celoteh Min Young.
"Aku juga. Sepertinya aku tidak sanggup melanjutkan pelajaran di kelas lagi" ujar Yerin.
Min Gyu dan Chan Yeol hanya tersenyum melihat tingkah kedua gadis itu. Chan Yeol pergi ke kursi yang ada di salah satu sisi ruangan dan mengambil dua botol minuman disana semetara Min Gyu ikut duduk bersama Min Young dan Yerin.
"Tapi kau benar – benar. Begitu guru Jang menyuruh kalian untuk menatap satu sama lain, kau langsung menatap Min Young dengan sangat dalam seolah kau benar – benar jatuh cinta padanya" ujar Yerin pada Min Gyu.
"Yaaa…. Dia kan benar – benar suka padaku" Min Young menanggapi. Min Gyu mungkin sudah terbiasa dengan hal ini jadi ia tidak lagi berusaha menyanggah perkataan Min Young atau… mungkinkah ia kini benar – benar menyukai Min Young?.
'Matanya benar – benar mengingatkanku pada Kim Ji Yeon' batin Min Gyu.
"Ini" Chan Yeol memberikan sebotol air pada Yerin. Yerin menerima botol tersebut. Ia langsung membuka tutupnya dan meminumnya.
"Aku?" tanya Min Young iseng menggoda Chan Yeol yang hanya perhatian pada Yerin.
"Suruhlah Min Gyu mengambilkannya untukmu" Chan Yeol yang tak mau kalah iseng menggoda Min Young balik.
"Min Gyu-ah, aku haus" Min Young beralih menggoda Min Gyu dengan merengek padanya.
"Mmm…. Min Young nya oppa haus ya? Kau mau minum apa? Oppa akan pergi berlari membelikanmu minuman. Kau mau minum apa? Bilang pada oppa. Bilang saja. Apa? Mau minum apa?" ujar Min Gyu dengan aegyo nya.
Seketika Min Young, Yerin dan Chan Yeol terdiam tak bisa berkata – kata sedikit pun. Min Young sama sekali tidak pernah menyangka bahwa Min Gyu akan membalas keisengannya dengan aegyo nya yang sangat…. Menggelikan?.
Min Young menghela nafas panjang setelah tanpa sadar ia menahan nafas saat melihat Min Gyu melakukan aegyo nya. "Yerin-ah, bagaimana ini? Tanganku. Tanganku tidak bisa dibuka" ucap Min Young sambil menunjukkan jari – jari tangannya yang tertekuk.
"Aisss…. Kenapa aku rasanya sangat ingin marah ya?" ucap Chan Yeol karena tidak tahan melihat aegyo Min Gyu barusan.
"Min Young-ah, ayo ke toilet dan mencuci muka. Sepertinya aku harus membersihkan mataku karena baru saja melihat sesuatu yang…" Yerin tidak bisa melanjutka kata – katanya karena Min Gyu menyelanya.
"Mwo?" ucap Min Gyu menyela ucapan Yerin dengan kesal.
Mereka kemudian tertawa karena melihat Min Gyu kesal.
* * *
Di ruangan latihan vokal, Seok Min, Bona, dan Dong Soo baru saja menyelesaikan latihan mereka bersama guru vokal perempuan yang sering dipanggil guru Yoo. "Hari penilaian tinggal beberapa hari lagi. Jaga kondisi suara kalian. Jangan melakukan hal – hal yang tidak perlu, yang mungkin bisa menganggu kondisi suara kalian. Paham?" ujar guru Yoo.
"Nde" jawab Seok Min dan Dong Soo sementara Bona hanya mengangguk.
"Kalau begitu latihan selesai" ujar guru Yoo lalu beranjak pergi.
"Kamsahamnida Ssaem" ucap mereka sebelum guru Yoo melangkah keluar dari ruang latihan.
Hyun Jae yang berjalan dengan membawa minuman di botol minuman miliknya melihat guru Yoo baru saja keluar dari ruang latihan. Hyun Jae segera berlari menuju ruang latihan sebelum pintu ruang latihan menutup. "Kalian sudah selesai?".
Seok Min, Bona, dan Dong Soo menoleh ke asal suara dan mendapati Hyun Jae berdiri di ambang pintu.
"Kenapa? Kau mau meminjam Bona?" tanya Seok Min. Bona bingung dengan maksud pertanyaan Seok Min namun seperti biasa ia lebih memilih diam saja tanpa ekspresi apapun.
Hyun Jae tersenyum, "Haruskah aku perjelas?"
Seok Min hanya terkekeh pelan. "Pergilah. Jika kau tetap disini, dia akan semakin berisik" ujar Seok Min pada Bona.
"Ayo" Hyun Jae mengajak Bona pergi dari ruang latihan. Bona mengikuti Hyun Jae tanpa protes.
Hyun Jae mengajak Bona duduk di tangga di pinggiran lapangan. Tidak masalah bagi Bona di duduk di tangga seperti ini karena ia selalu memakai celana panjang.
"Latihannya berjalan lancar?" tanya Hyun Jae membuka percakapan.
"Mmm…" jawab Bona singkat meski tetap tanpa ekspresi. Kini Bona sudah mulai lebih mudah diajak berbicara meskipun kata – kata yang diucapkan sangat singkat atau hanya sekedar berdeham.
Hyun Jae membuka botol minuman yang dibawanya lalu menyodorkannya pada Bona. Bona hanya menatapi botol tersebut tanpa berniat mengambilnya dari tangan Hyun Jae.
"Jangan khawatir. Aku tidak mencampur apapun ke dalam minuman ini" jelas Hyun Jae karena Bona tidak menerima minuman yang diberikannya. Bona tetap tak mau menerimanya.
"Baiklah, aku minum duluan" ucap Hyun Jae lalu menenggak minuman dari botol tersebut untuk meyakinkan Bona.
"Nah, minumlah" Hyun Jae menyodorkan lagi botol tersebut pada Bona.
Kesal karena Bona tidak juga menerimanya, Hyun Jae menarik tangan Bona dan meletakkan botol tersebut diatas tangan Bona. Mau tidak mau Bona harus menerima botol tersebut agar isinya tidak tumpah.
"Minumlah" suruh Hyun Jae. Bona ragu – ragu hendak meminumnya.
"Tidak apa – apa, minumlah" Hyun Jae meyakinkan Bona lagi.
Akhirnya Bona pun meminumnya. Namun apa yang terjadi setelah minuman tersebut masuk ke dalam mulut Bona?. Seketika Bona menunjukkan ekspresi aneh karena mendapatkan rasa pahit dari minuman tersebut. Bona hendak memuntahkan minuman tersebut dari mulutnya namun Hyun Jae melarangnya. "Ooo…. Telan, telan. Jangan dimuntahkan. Telan" ujar Hyun Jae sambil menahan dagu Bona agar mulutnya tetap tertutup. Mau tidak mau Bona menelannya. Ekspresi yang ditunjukkan semakin aneh karena rasa pahitnya semakin menjadi di dalam mulutnya. Hyun Jae tertawa lepas melihat ekspresi aneh Bona untuk pertama kalinya.
"Aku berhasil" ucap Hyun Jae sambil masih tertawa.
"Ini apa?" tanya Bona dengan ekspresi yang masih belum bisa dikontrol.
"Hahaha…. Tenang saja. Itu minuman herbal dari ibuku" jawab Hyun Jae dan ia masih belum bisa menghentikan tawanya karena ekspresi Bona masih belum bisa dikontrol. Rasa pahit di lidahnya belum hilang juga.
"Kau tidak merasa ini pahit?"
"Mmm…. Ini benar – benar pahit. Tapi aku masih bisa menoleransi rasa pahitnya"
"Kalau begitu kau habiskan saja" Bona mengembalikan botol minuman tersebut pada Hyun Jae.
"Kau saja yang menghabiskannya. Kau lebih membutuhkannya" ucap Hyun Jae menolak menerima kembali minuman tersebut.
"Aku akan baik – baik saja meskipun tidak meminumnya. Lagipula ibumu membuatkannya untukmu" Bona mencari alasan.
"Tidak. Aku meminta ibuku membuatkannya untukmu" ucap Hyun Jae. Bona membalas dengan tatapan seolah bertanya, 'untukku?'.
���Mmm…. Ini teh herbal yang sangat bagus untuk menjaga kualitas suaramu jadi aku meminta ibuku membuatkannya untukmu" jelas Hyun Jae seolah mengerti arti tatapan Bona.
"Ibumu tahu kau akan memberikan teh ini padaku?" tanya Bona.
"Mmm…"
"Dan ibumu tetap membuatkannya?"
"Bahkan kau sudah meminum tehnya"
Bona menatap botol minuman tersebut dengan tatapan sendu.
"Wae?" Hyun Jae bingung kenapa Bona berekspresi sendu seperti itu.
"Sampaikan terima kasihku pada ibumu. Aku pergi duluan" ucap Bona lalu bangkit pergi dengan membawa botol tersebut. Hyun Jae hanya menatap kepergian Bona dengan senyum kecil lalu ia menghembuskan napas lemah.