Malam harinya, IM baru saja pulang dari jadwal latihannya dengan member grupnya, Monster. IM tidak masuk ke area gedung asrama, ia malah masuk ke gedung sekolah. IM naik ke lantai dua dan melewati lorong menuju ruang latihan. Samar – samar ia mendengar suara music dari beberapa ruang latihan. Semakin dekat hari penilaian, semua siswa pasti semakin sibuk berlatih hingga larut malam. IM membuka salah satu pintu ruang latihan yang menurutnya kosong karena tidak terdengar suara music dari dalam ruangan tersebut. IM membuka pintunya dengan sangat pelan tanpa mengeluarkan suara. Namun saat ia membuka pintu tersebut, IM terkejut melihat seorang gadis terduduk membelakangi pintu dengan kepala menunduk. IM mendengar suara gadis itu menangis. IM menatapi gadis itu tanpa bergerak dan bersuara sedikitpun.
Tak lama kemudian, gadis itu mengangkat kepalanya. Dari gerakannya, IM menebak gadis itu sedang menghapus jejak air mata dari wajahnya. Gadis itu belum menyadari keberadaan IM di ambang pintu. Gadis tersebut bangkit dari duduknya, berjalan menuju music player di sudut ruangan lalu menyalakannya. Gadis itu berbalik dan sangat terkejut saat melihat IM dari pantulan kaca. IM juga cukup terkejut saat gadis itu berbalik dan menunjukkan wajahnya. Sa Rang?
"IM–ah. Aa…. Kau mau latihan juga?" tanya Sa Rang gagap.
"Mmm…. Aku akan cari ruangan lain" ucap IM lalu beranjak pergi.
"IM – ah…" panggil Sa Rang menghentikan langkah IM.
"Apa kau melihatnya?" tanya Sa Rang. Ia menanyakan apa IM melihatnya menangis.
IM membalikkan badannya. "Boleh aku mengatakan sesuatu?" tanya IM balik.
Sa Rang mengangguk.
"Jangan hanya diam saja. Kau sendiri yang menentukan jalan hidupmu" ucap IM lalu pergi.
* * *
Hari penilaian tiba. Semua siswa sibuk bersiap – siap untuk penilaian pertama mereka. Aula tempat mereka menonton proses audisi waktu itu, disulap menjadi ruang tunggu lengkap dengan beberapa meja rias yang bisa digunakan para siswa. Setiap siswa harus merias diri mereka sendiri atau mereka bisa meminta bantuan teman mereka. Sambil menunggu giliran dan merias diri untuk tampil, mereka juga bisa memantau penampilan siswa lain.
Sa Rang sudah siap dengan segala riasannya. Ia hanya tinggal menunggu giliran tampil. Ia sangat gugup. Kini ia sedang duduk di salah satu kursi di sudut ruangan. Ia mencoba menenangkan debaran jantungnya yang berdegup cukup cepat. Ia benar – benar gugup dan khawatir dengan penampilannya. Ia belum begitu menguasai koreografinya. Ia benar – benar kesulitan melatih koreografi tersebut dan tidak ada satu pun anggota tim nya yang peduli dengannya.
Pada malam hari di asrama di suatu hari di minggu lalu, Na Ra datang ke kamar Sa Rang. "Sa Rang–ah, ini video koreografi kita. Pelajari secepatnya. Lusa kita mulai latihan" ucap Na Ra sambil memberikan flashdisk pada Sa Rang.
"Kita tidak berlatih bersama?" tanya Sa Rang.
"Kami sudah sering berlatih dengan koreografi ini. Jadi kau pelajari sendiri dulu lalu kita akan berlatih bersama untuk menentukan formasinya. Pastikan kau menghapal gerakannya secara keseluruhan agar kita tidak kehabisan waktu hanya untuk mengajarimu" ucap Na Ra lalu pergi.
"Ta…. Tapi…. Na Ra–ya…." ucapan Sa rang tidak didengar Na Ra yang pergi begitu saja.
Beginilah akhirnya Sa Rang. Sejak memilih bergabung dengan tim Yoo Ra, ia tidak merasa benar – benar berlatih bersama. Setiap mereka berlatih bersama, Sa Rang akan melakukan kesalahan gerakan yang kemudian membuat Yoo Ra marah dan menyuruhnya untuk lebih giat agar gerakan mereka kompak. Sa Rang pun akhirnya sering berlatih sendiri setiap hari hingga larut malam. Namun itu tidak bosa membuatnya bisa melakukan gerakan dengan benar karena tidak ada seorang pun yang mengajarinya. Hampir setiap malam saat berlatih, ia selalu menangis karena benar – benar putus asa.
Tanpa disadari oleh siapapun, IM sedari tadi memperhatikan Sa Rang yang sangat gugup di sudut ruangan sendirian sementara anggota timnya yang lain masih sibuk merias diri. Chan Mi datang menghampiri IM lalu duduk di samping IM. Kedatangan Chan Mi membuat IM mengalihkan pandangannya dari Sa Rang.
"Bagaimana perasaanmu? Kau baik – baik saja? Tidak gugup?" tanya Chan Mi.
"Kenapa aku harus gugup. Aku sudah sering melakukan penilaian seperti ini sebelum debut" jawab IM santai.
"Ah iya, benar juga" ucap Chan Mi sambil menganggukan kepalanya.
"Tunggu…. Bukankah kau seorang trainer? Harusnya kau sudah terbiasa dengan hal seperti ini" tanya IM curiga.
"Hah? A…. Ah…. Aku belum lama menjadi seorang trainer jadi aku belum cukup terbiasa. Aku masih gugup melakukan penilaian seperti ini" untungnya Chan Mi bisa segera mencari alasan.
"Sudah berapa lama kau menjadi trainer?" tanya IM lagi.
"Sekitar 6 bulan. Hmm… 6 bulan"
"Bagaimana kau bisa menjadi tariner? Audisi?"
"Tidak. Aku direkrut saat berjalan pulang sekolah"
"Di rekrut saat di jalan? Bukankah itu biasanya untuk orang dengan visual yang bagus?"
"Ah apa maksudmu? Maksudmu aku ini tidak cantik?" ucap Chan Mi kesal.
"Mmm…" jawab IM berdeham.
"Aisss…" Chan Mi semakin kesal lalu memukul lengan IM.
* * *
Sejauh ini, proses penilaian para siswa berjalan dengan baik. Para siswa tampil dengan cukup baik dan mendapat pujian serta dari semua juri. Kei dan Soo Jeong akhirnya memilih untuk tampil solo. Begitu pula IM. Sedangkan Hanbin, entah bagaimana ia bisa tampil bersama Min Woo dan Hanna. Penampilan mereka tidak terlalu istimewa. Penampilan Chan Mi, Hyun Jae dan Tae Yong pun tak terlalu wow. Mereka melakukan penampilan yang menunjukkan kemampuan dance mereka dengan lagu bad guy milik Billie Ellish. Seok Min, Dong Soo dan Bona menunjukkan kemampuan vokal mereka dengan lagu Raise Your Voice (anggap aja Haha itu Dong Soo, Gummy itu Bona, dan Jong Kook itu Seok Min). Semua mata tertuju pada penampilan mereka terutama saat Bona mulai menyanyi. Tidak ada yang menyangka Bona memiliki suara yang memukau seperti itu. Tak terkecuali Hyun jae yang seolah lupa cara mengedipkan mata. Hyun Jae benar – benar terhipnotis oleh suara Bona. Penampilan mereka dibanjiri pujian terutama untuk Bona karena benar – benar menunjukkan kemampuan vokalnya yang luar biasa. Dan karena hal itu, Bona mendapatan nilai tertinggi diantara mereka bertiga. Namun total nilai yang diperolehnya belum biasa menyaingi Seok Min karena bona tidak memiliki nilai audisi sehingga peringkatnya masih berada dibawah top 5.
Setelah mereka selesai, mereka kembali ke ruang tunggu. "Wah…. Aku benar – benar lega kita bisa menyelesaikannya dengan sangat baik. Kau benar – benar luar biasa Bona – ya" ujar Seok Min sambil mereka berjalan ke ruang tunggu.
"Kau juga tampil dengan sangat baik" balas Bona.
Kemudian Hyun Jae datang dari ruang tunggu memang dengan niat ingin menemui Bona.
"Waaahhh…. Ini dia bintang kita hari ini. Kau benar – benar sangat luar biasa. Aku tidak menyangka kau bisa mengeluarkan suaramu" ujar Hyun Jae sambil tersenyum sumringah ke Bona.
"Iya kan? Bahkan saat latihan pun Bona tidak benar – benar mengeluarkan suaranya seperti tadi" Seok Min menanggapi.
"Mmm…. Aku benar – benar khawatir setiap kita latihan kau tidak terlihat sungguh – sungguh saat bernyanyi. Tapi penampilan tadi, benar – benar memukau. Dan kau juga …. lebih cantik hari ini" ujar Dong Soo.
Bona dan Seok Min terdiam mendengar pujian Dong Soo untuk Bona. Seok Min melirik Hyun Jae menunggu reaksi apa yang akan diberikan Hyun Jae. Dan seperti dugaannya, Hyun Jae meledak.
"Apa – apaan ini? YAAA…. Dong Soo – ya, apa yang baru kau katakan? Cantik? Kau sedang merayunya? Sekarang kau juga mau mulai mendekatinya?" ujar Hyun Jae kesal.
"Kenapa? Aku benar kan? Bona cantik kan?" ujar Dong Soo meminta bantuan Seok Min sementara Seok Min tidak menjawab dan malah terkekeh pelan.
"Kau juga sangat keren hari ini, Dong Soo–ya" ucap Bona lalu pergi meninggalkan mereka.
Seok Min yang terkekeh langsung terdiam mendengar ucapan Bona. Begitu pula Dong Soo. Mereka tidak menyangka Bona akan memuji seperti itu. Hyun Jae semakin panas.
"Apa ini? Kau bilang dia keren? Bona–ya, kau belum pernah memujiku. Aku selalu baik padamu tapi kau memuji Dong Soo?. Bona–ya. Yaaa…" ujar Hyun Jae yang tidak ditanggapi Bona karena Bona terus saja berjalan meninggalkan mereka. Hyun Jae pun segera menyusul Bona.