Afka tersentak kala merasakan sebuah kecupan ringan pada pipinya. Dia menatap kagum pada seorang gadis yang sudah merona di sampingnya. Iris matanya sekarang beralih pada Ghirel yang tengah memaki dirinya. Afka mendekat pada gadis tersebut sebelum Ghirel sampai ke tengah lapangan.
"Gila, nyali lo wajib dibanggakan. Asal lo tau, Nyonya Fedrick itu nyeremin. Gue aja takut, tuh liat—" jari telunjuk Afka mengarah pada Ghirel yang menghampirinya dengan kilat kemarahan.
"Ngeri banget 'kan? Tapi gue sayang banget sama dia. So, pergi jauh-jauh sebelum hidup lo dia bikin berantakan." Ketus Afka.
Bersamaan dengan kepergian gadis tersebut, Ghirel sampai pada posisinya. Dia segera menarik telinga Afka tanpa mempedulikan protes dari gadis-gadis di sana. Seenaknya saja mencium pipi berharga ini!
Ghirel menjewer Afka, membawanya menuju ruang musik yang terlihat sepi. Dia melipat tangannya di depan dada, merasa jengkel dan cemburu sekaligus.