Suara teriakan seorang gadis terdengar sangat kencang. Bersamaan dengan teriakan menyakitkan itu, ada suara tawa yang menggelegar. Tawa yang terdengar sangat jahat dan menyeramkan.
Dor!
Suara tembakan terdengar beberapa kali bersamaan dengan suara teriak ketakutan yang mulai mereda. Tak lagi terdengar hingga tawa itu kembali muncul, semakin terdengar jahat dan menyeramkan.
Alicia berjalan, menuju lilin dan menyalakannya satu persatu. Terhitung ada empat buah lilin sebagai penerang di tempat yang tak lagi dialiri listrik karena telah terbengkalai cukup lama. Gadis berambut hitam itu mendekati ibunya, matanya terlihat penuh kesedihan.
"Akhirnya, pemb— dimana Thea?! Alicia, apa yang terjadi hah?!" Mata Floris terkejut saat tak melihat Thea di sana. Bahkan, darahpun tak ada. Hanya ada sebuah peluru yang menancap di dinding kayu.
Alicia tanpa rasa takut menjatuhkan pistolnya di atas lantai. Dia menarik sebelah bibirnya untuk tersenyum. "Aku menyelamatkannya, Ma." Kata Alicia.