Arion memutar bola matanya malas. Menanggapi Kakeknya yang sangat posesif pada Thea adalah sebuah kesalahan.
"Apa Kakek melihat Bunda dan Daddy?" Tanya Arion berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
Zyan terlihat mengedarkan pandangannya. Kemudian mata itu tertuju pada satu titik. Yaitu di belakang Arion. Spontan, Arion memutar tubuhnya dan menemukan orang tuanya bersama sang adik. Cecyll.
"Hai Queen!" Sapa Thea. Entah mengapa Thea dan Arion lebih suka memanggil Cecyll dengan nama belakangnya. Yaitu Quinnel.
"Ya." Balas Cecyll singkat dengan senyum tipisnya yang sangat khas. Arion menyeringai, melepaskan rengkuhan tangannya di pinggang Thea dan menghampiri Ghirel. Memeluk bundanya dengan sangat erat.
"Selamat malam Bunda," kata Arion. Dia tak pernah absen mengucapkan selamat malam dan selamat pagi pada wanita itu. Wanita yang telah bertaruh nyawa untuk melahirkannya dan melahirkan sang adik.