Ghirel tengah berendam di dalam bathtub. Lima belas menit sudah Siska dan Tzuwi pulang ke rumahnya masing-masing. Ghirel dengan pikiran rumitnya memilih untuk berendam dan menghindar dari Afka sejenak.
Dia merasa bersalah. Sungguh, ini rasanya seperti membohongi Afka. Meminum pil secara diam-diam setiap habis bercinta sudah Ghirel lakukan sejak dulu. Entahlah. Dia merasa tidak memiliki nyali untuk hamil kembali.
Dia tidak ingin bertaruh nyawa untuk anak keduanya. Hal ini bukan tanpa alasan. Tetapi, Ghirel ingin melihat Arion sampai besar. Dia ingin melihat putranya tumbuh menjadi sosok yang patut dijadikan contoh untuk keponakannya.
Dia ingin melihat Arion masuk sekolah dasar, sekolah menengah, lalu sekolah menengah atas dan kuliah. Semua ibu pasti ingin melihat tumbuh kembang anaknya hingga di titik itu. Setelahnya, mereka mulai menggebu ingin melihat anaknya menikah dan memiliki seorang anak. Ghirel juga mengharapkan hal itu.